Kondisi Ekonomi dan Krisis Imigran Bikin Partai Ekstrimis Kanan Menguat di Delapan Negara Eropa Ini
Perkembangan ekonomi yang terseok-seok, ketidakpuasan Uni Eropa, dan krisis imigran telah menyebabkan partai ekstrem kanan Eropa meraih sukses besar.
Nama partainya berarti Demokrat Swedia. Setelah kemenangan Trump di AS Akesson menyatakan, di Eropa, seperti di AS, ada gerakan yang melawan "establishment" dan pandangan yang selama ini berlaku.
Partai Demokrat Swedia menyerukan restriksi imigrasi, dan menentang keanggotaan Turki dalam UE juga menginginkan referendum keanggotaan Swedia dalam UE.
Austria
Norbert Hofer dari Partai Kebebasan atau Freiheitliche Partei (FPO) yang nasionalis hanya kalah 30.000 suara dalam pemilu presiden terakhir.
Mantan pemimpin Partai Hijau, Alexander Van der Bellen mendapat 50,3 persensuara, sementara Hofer 49,7 persen.
Pemimpin FPO itu menyerukan penguatan perbatasan Austria dan pembatasan sokongan finansial bagi imigran.
Slovakia
Marian Kotleba, pemimpin partai ekstrem kanan, Partai Rakyat-Slovakia Milik Kita (LSNS) mengatakan, "Satu imigran pun sudah terlalu banyak."
Dalam kesempatan lain ia menyebut Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai organisasi kriminal.
Partai Slovakia ini ingin negaranya meninggalkan Uni Eropa dan zona mata uang euro.
Mereka menang delapan persen suara dalam pemilu pada Maret 2016, dan mendapat 14 kursi dari total 150 mandat parlemen. (kompas.com)