Sewa Bilik Asmara buat "Begituan", Inilah Kisah Warga yang 4 Tahun Tinggal di Pengungsian

Sewa bilik asmara buat "begituan",inilah kisah 4 tahun warga yang tinggal di pengungsian!

Tribun Medan
Rasmita Br Ginting menggendong anak bungsunya di Aula Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kabanjahe, Tanah Karo 

Selain kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka yang berkeluarga tidak bebas laiknya di rumah sendiri.

Untuk urusan suami istri, misalnya, di tempat terbuka demikian, sangat tidak nyaman.

Lalu, sebagian suami istri terpaksa menyewa bilik asmara, meminjam istilah tempat di lembaga pemasyarakatan.

"Untuk kebutuhan suami istri, jadi masalah juga. Kalau kami mau begitu harus keluar. Kami terpaksa cari rumah, menyewa kamar di luar. Tarifnya Rp 200 ribu sewa sebulan. Habis, bagaimanapun, itu merupakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan bilogis," kata Rasmita.

Sementara, menurut Alfarida, dia mempunyai jurus untuk menjaga hubungan suami istri tetap tersalurkan.

"Kadang, kami kembali ke desa (Desa Sigaranggarang). Bisa tiga hari tinggal di desa, atau seminggu di sana, baru datang ke sini, melihat anak-anak," kata Alfarida.

Ketika menerima rombongan peserta dan panitia Munas ISKA, Bupati Karo Terkelin Brahmana dan staf, menjelaskan tentang dampak letusan Gunung Sinabung.

Gunung berapi aktif itu memiliki ketinggian 2.451 meter.

Sinabung yang "tidur" sejak tahun 1.600, mendadak aktif, meletus tahun 2010.

Kemudian, erupsi terjadi lagi pada September 2013, dan berlangsung hingga kini.

Meletus terus-menerus itulah yang menjadi alasan pemerintah tidak mengembalikan warga ke desa semula. (TribunMedan)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved