Ular Mangsa Manusia di Mamuju

Paman Akbar Ternyata Sering Membunuh Ular di Kawasan Perkebunan Sawit

"Kalau dibilang pawang bukan karena saya sering membunuh, karena kalau pawang itu tidak membunuh," kata Adhan

Editor: Mairi Nandarson
TribunSulbar/ Nurhadi
Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang tewas diterkam ular piton 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU - Kisah tragis yang menimpa Muhammad Akbar ‘Salubiru” bin Muhamad Ramli (25 tahun) hingga Kamis (30/3/2017) masih menjadi bahan perbincangan warga dan petani kelapa sawit di Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, 516 km utara Makassar.

Akbar dan ular masih jadi pokok cerita empat hari pasca-penemuan mayat Akbar oleh warga di perut ular sanca kembang (Python reticulatus), Senin (27/3/2017) malam, di kebun miliknya, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, sekitar 72 km barat ibu kota provinsi.

Selain kesan tentang Akbar, cerita mulai mengupas latar belakang keluarga almarhum Akbar.

Baca: SEDIH! Akbar yang Tewas Ditelan Ular Piton Ternyata Meninggalkan Bayi Berusia Satu Bulan

Ternyata paman Akbar, Adhan Andi Tajuddin, termasuk orang yang paling sering menangkap dan memelihara ular yang warga setempat menyebutnya dengan ular sawah atau 'tampusisi’.

Bahkan, Adhan mengaku kerap membunuh ular di kawasan perkebunan sawit Inti ini.

"Kalau dibilang pawang bukan karena saya sering membunuh, karena kalau pawang itu tidak membunuh," kata Adhan.

Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular yang ditangkap warga di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017) malam.
Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular yang ditangkap warga di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (27/3/2017) malam. (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Adhan mengaku, tahun 2008 lalu, ia memelihara ular sanca sepanjang empat meter. Tapi ular sejenis yang memangsa keponakannya itu lepas.

"Saya yakin ular itu masih hidup," kata dia.

Namun, ular tersebut diyakini masih hidup dan berkeliaran sekitar lokasi kebun sawit di Salubiro.

Mendiang paman Akbar yang lain, Adhan Andi Malik, juga pernah memelihara ular sampai lebih dari dua puluh kali.

Terakhir ia memelihara ular sepanjang tiga meter.

Mayat Akbar teridentifikasi setelah perut ular raksasa tersebut dibelah, Senin (27/3/2017).
Mayat Akbar teridentifikasi setelah perut ular raksasa tersebut dibelah, Senin (27/3/2017). (Nurhadi/tribunsulbar.com)

"Terakhir saya pelihara ular disitu dan saya bawa ke Karossa karena mau dijual tapi lepas saat ditinggalkan di karung," kata Adhan.

Saat ular tersebut lepas, ditangkap dan dibawa kembali ke rumah, karena ia berpikir mungkin tidak mau dijual dan ular tersebut kembali lepas.

Ular piton sepanjang tujuh meter yang menelan Akbar (25) warga Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, sempat jadi tontonan warga di lokasi kejadian.
Ular piton sepanjang tujuh meter yang menelan Akbar (25) warga Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, sempat jadi tontonan warga di lokasi kejadian. (nurhadi/tribunsulbar.com)

Kakak ipar almarhum Akbar, Abidin juga bericerita serupa. Petani sawit ini juga sering mendapati ular piton di kawasan tersebut.

"Saya pernah juga dapat ular yang memangsa babi, biar (ular piton itu) diinjak kepalanya, tidak goyang, tapi ini yang menelan Akbar, melawan waktu mau dilumpuhkan," cerita Abidin.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved