Ekonomi Batam Terjun Bebas

PULANG KAMPUNG HABIS. Kulkas, Televisi dan Peralatan Dapur pun Ikut Dibawa Mudik

Pulang kampung kali ini bukan sekadar mudik, tetapi pulang habis meninggalkan Batam dan semua kenangan selama bertahun-tahun di kota ini.

Para pemudik dengan barang bawaan yang berat, menunggu kapal Pelni di Pelabuhan Batuampar, Batam, Jumat (16/6/2017). 

Laporan Tribun Batam, Eko Setiawan

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Hidup di Kota Batam sudah semakin pahit. 

Anjloknya pertumbuhan ekonomi Batam dan banyaknya perusahaan yang tutup membuat banyak para perantau putus asa.

Ribuan warga akhirnya memilih untuk pulang kampung, membawa seluruh anggota keluarganya.

Arus mudik Idul Fitri kali ini memang tidak seperti biasanya.

Pulang kampung kali ini bukan sekadar mudik, tetapi pulang habis meninggalkan Batam dan semua kenangan selama bertahun-tahun di kota ini.

Dari data Dinas Kependudukan Catatan Sipil, ribuan warga sudah mengurus surat pindah, begitu juga Dinas Pendidikan Kota Batam, setiap hari diserbu oleh orangtua yang mengurus surat pindah sekolah anak-anaknya.

Suasana itu juga terlihat di Pelabuhan Batuampar, Jumat (16/6/2017), saat kapal PT Pelni mengangkat sauh membawa penumpang menuju Belawan, Medan.

Ribuan penumpang terlihat membawa barang-barang yang cukup banyak sehingga para porter pelabuhan terlihat repot mengangkat karton-karton berukuran besar.

Rosni, seorang penumpang mengatakan, karton itu berisi peralatan dapur.

Baca: Tiket Pelni Tujuan Belawan Medan yang Tersisa Hanya untuk Tanggal 19 Juni

Baca: Hidup di Batam Makin Parah! Ratusan Warga Serbu Disdik, Pindahkan Anak ke Kampung

Baca: Dua Bulan Terakhir, Sudah 2.619 Warga yang Minta Surat Pindah di Disdukcapil

“Sebagian sudah saya jual. Yang tidak laku dan beberapa peralatan penting, saya bawa pulang kampung saja,” kata Rosni.

Rosni mengatakan, bersama suami dan tiga anaknya memilih pulang kampung karena sudah tidak kuat lagi hidup di Batam.

“Mau makan apa kami di sini. Setelah putus kontrak, hampir setahun nganggur. Berbagai kerja serabutan sudah dicoba, tapi susah sekali dapat uang untuk hidup,” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved