Halimah Yacob - Saat Kecil, Hidup Pas-pasan. Sering Bolos Sekolah Untuk Bantu Ibu Jualan Nasi Padang
Masa kecil seorang Halimah tidaklah mudah. Ayahnya meninggal ketika dia baru berusia delapan tahun
Baca: Celtic FC vs PSG - Gempuran Trio Mbappe-Cavani-Neymar Hasilkan 5 Gol Tanpa Balas
Tingkat SMA ditempuhnya di Tanjong Katong Girls’ School. Namun Halimah hampir saja dikeluarkan dari sekolah karena sering membolos.
Alasan utama dia bolos tidak lain adalah untuk membantu ibunya berjualan.
Halimah menceritakan bagaimana momen dia hampir dikeluarkan itu sebagai masa terburuk dalam hidupnya.
Memang masa SMP dan SMA ini sangatlah sulit. Uang sekolahnya sering tertunggak karena keterbatasan ekonomi.
Dia juga harus mengerjakan tugasnya sambilan dengan membantu ibunya berjualan.
Halimah berhasil melewati masa sulit itu, dan puncaknya masuk ke Fakultas Hukum Universitas Singapura (sekarang National University of Singapore) yang sangat bergengsi.
Kecerdasannya membuat Halimah dianugerahi beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore.
Ibu dari lima anak ini menyelesaikan perkuliahannya di tahun 1978.
Dia kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) atau organisasi perburuhan Singapura.
Dia memulai karirnya di divisi hukum NTUC memperjuangkan hak-hak pekerja. NTUC menjadi tempat Halimah merangkak dari bawah hingga dipilih menjadi Deputi Sekretaris Jenderal, posisi kedua terkuat di NTUC.
Tidaklah mengagetkan jika Halimah populer di kalangan buruh, karena dia memang menghabiskan karir selama 30 tahun di NTUC.
Tahun 2001 setelah dibujuk Perdana Menteri ketika itu Goh Chok Tong, Halimah memutuskan terjun ke dunia politik.
Dia terpilih mewakili konstituensi Jurong serta mengukir sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi anggota parlemen dari Suku Melayu.
Istri dari Mohamed Abdullah Alhabshee itu kemudian ditunjuk menjadi anggota kabinet dengan posisi menteri muda di berbagai kementerian.