Pabrik Mercon Meledak - Tewaskan 47 Orang, Ini 4 Kejanggalan Terkait Ledakan Pabrik Mercon
polisi menemukan sejumlah kejanggalan terkait peristiwa meledaknya pabrik mercon yang menewaskan 47 karyawan yang terpanggang di dalam pabrik.
Baca: Pabrik Mercon Meledak - Masuk Daftar Korban Ledakan, Susanti Lolos dari Maut karena Hal Ini
Baca: SADIS! Dua Tahun Menghilang, Orangtua Andi Kaget, Jasad Anaknya Ditanam dalam Sumur
Baca: Berterimakasih Pada Musuhnya, Ahok : Pokoknya Nyesel Deh Orang-orang yang Kirim Saya ke Penjara
Baca: Ingin Perkosa dan Rampok Nadya, Dirly: Cintaku Ditolak, Aku Geram. Kuculik dan Kucakar Mukanya!
Kendati begitu, polisi tetap bersikukuh bahwa pintu utama pabrik tersebut tak terkunci saat peristiwa itu terjadi. Sebab, menurut polisi ada sejumlah karyawan yang menyelamatkan diri melalui pintu itu.
"Jadi keterangan dari saksi, ada beberapa orang korban yang lari lewat pintu depan. Ada keluarga pemilik umurnya 70 tahun juga lari lewat pintu depan. Jadi pintu depan tak dikunci," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Menurut Argo, para korban lebih memilih menyelamatkan diri melalui bagian belakang pabrik karena saat itu bagian depan pabrik terbakar.
Bahkan, warga membobol tembok belakang pabrik untuk membantu mengevakuasi para korban.
"Pas di pintu depan ada gudang terbakar juga, korban tidak berani lewat situ karena panas dan asap tebal," kata Argo.
Adanya korban berusia di bawah umur
Selain permasalahan pintu yang terkunci, polemik mengenai adanya korban yang masih berusia dibawah umur muncul kepermukaan. Pada awalnya, polisi meyakini tidak ada korban yang berusia dibawah umur.
"Kami masih dalami karena kemarin belum menemukan," ucap Argo.
Padahal, Komisioner Komnas HAM Siane Indriane menemukan ada salah satu korban di RSU Kabupaten Tangerang, masih berusia 15 tahun.
"Korban bernama Siti Fatimah berumur 15 tahun tapi tidak bisa saya temui karena dirawat di ICU," ujar Siane.
Siane mengatakan, Siti menderita luka bakar dengan keparahan 90 persen. Ada juga anak berusia 13 tahun yang bekerja karena dibawa saudaranya yang direkrut terlebih dahulu.