Luka Bosnia Berdarah Lagi: Saya Menghitung 50 Mayat, Tak Kuat, Saya Tak Tahu Berapa Jumlahnya

Mayat ribuan muslim Bosnia itu ditemukan dua tahun setelah perang usai (1997), dikubur di sebuah stadion olahraga di pinggiran kota tersebut.

AFP/Getty Image
Seorang investigator PBB memeriksa kuburan massal korban genosida di sebuah stadion di Cerska, sebiah desa dekat Srebrenica, Juli 1995. 

Seorang warga Bosnia, Vasva Smajlovic, yang menonton persidangan itu menangis dan mengingat kembali masa-masa ia mencari keluarganya yang hilang dan menemukan tumpukan mayat di sebuah lorong air.

"Saya mencoba menghitung orang-orang yang mati sepanjang waktu. Saya hitung sampai 50 dan kemudian saya tidak kuat lagi dan menghentikannya," kata Swanita ini kepada Reuters sambil terisak, "Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan kami saat ini. Saya marah. Semua ini sudah terlambat. "

Namun adik iparnya, Bida Smajlovic menimpali bahwa bagaimanapun, keadilan akhirnya diberikan meskipun itu 22 tahun setelah perang.

'Tidak ada yang bisa mengimbangi rasa sakit kami tapi penting keadilan itu ada,' kata Bida yang terakhir kali melihat suaminya kabur melalui hutan pada bulan Juli 1995.

Jenazahnya kemudian ditemukan di sebuah kuburan massal setelah ia mengais selama setengah hari.

"Yang saya ingat saat itu, saya tidak peduli bau mayat, terus menggali dan menggali sambil menangis. Ketika saya menemukannya, saya bahkan tidak bisa menangis lagi," katanya.

Munira Subasic, presiden dari wanita Srebrenica korban perang mengatakan bahwa pada masa perang itu, ia sempat memohon kangsung kepada Mladic untuk membebaskan anaknya yang masih remaja.

Namun yang terjadi, anak itu kemudian dibawa dan hingga kini tak pernah ditemukan lagi.

Selama proses persidangan Mladic, Subasic terus mendesak pemerintahannya menolak rekonsiliasi dengan pemerintahan Serbia.

"Kita butuh kebenaran, kita butuh keadilan. Tanpa keadilan tidak ada kepercayaan. Tanpa kepercayaan tidak ada rekonsiliasi, "katanya.

Ketika ditanya wartawan, apakan dengan vonis tersebut ia berubah pikiran, Subasic tak menjawabnya.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved