Bertemu 'Jabal Nur' di Gua Pandan walau Harus Jalan Jongkok dan Lewati Jelatang yang Super Gatal
Jadi kalau berkunjung ke Gua Pandan, usahakan berada di spot ini tepat jam 12 siang dan ketika matahari sedang bersinar garang.
Memasuki Kecamatan Marga Sekampung, kami melewati beberapa tugu yang bentuknya mirip Obelisk.
Dari sekian tugu, cuma satu yang menarik perhatian kami yaknitugu berwarna pink bertuliskan Tugu Kramat.
Tugu ini berdiri tegak di depan sebuah masjid. Sebenarnya saya penasaran, kenapa tugu itu dikasih nama Tugu Kramat, tapi tak ada waktu untuk menuntaskan rasa penasaranitu. Sebab, saat itu kami lebih fokus mencari jalan yang benar menuju Desa Girimulyo.

Tugu Kramat | Foto by Rian
Mengenal Desa Girimulyo
Setelah melewati jalan yang cukup menantang, akhirnya sampai juga di Desa Girimulyo, tepatnya di rumah Pak Tri Joto, Sekretaris Pokdarwis Girimulyo.
Sebagai desa paling ujung dari 8 desa yang ada di Kecamatan Marga Sekampung, Girimulyo termasuk desa yang cukup kaya akan potensi alam. Komoditi unggulan dari desa ini antara lain alpukat, pepaya, coklat, jagung, kelapa, lada, dan pisang. Yang hasilnya dijual ke Jakarta.
Desa yang berulang tahun setiap tanggal 9 Juli ini juga mempunyai sirkuit untuk motor cross.
Lengkap dengan komunitas motor yang sudah beberapa kali mewakili Lampung Timur di event kejuaraan motor tingkat nasional. Nama komunitas motornya adalah TMS (Thomas Motor Sport).
Berada di Desa Girimulyo, sejenak membuat saya seperti tidak sedang berada di Lampung. Rasanya kayak lagi mudik ke Jawa.
Orang-orang di sekitar saya semuanya mengobrol dan bercerita menggunakan bahasa Jawa dengan logat Jawa Tengah yang khas.
Menurut keterangan Pak Lurah, 30 perendari total sekitar 8000 jiwa yang ada di Desa Girimulyo berasal dari suku Banten, dan sisanya adalah suku Jawa.
Tapi kalau ditanya, dengan bangga mereka pasti akan menjawab, bahwa mereka adalah orang Lampung.
Mereka menjunjung tinggi dan membuktikan peribahasa Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Menembus Kegelapan Gua Pandan
