KALEIDOSKOP 2017
Januari 2017 - Pengemudi Speedboat Tolong Penumpang Pancung, Tapi Korban Tak Dibawa ke Sekupang
Delapan penumpang yang berada di dalam boat pancung diketahui merupakan satu keluarga.
TRIBUNBATAM.id - Delapan penumpang yang berada di dalam boat pancung diketahui merupakan satu keluarga.
Mereka di antaranya Sarif, Jais (meninggal), Jonaidi, Rahman (kritis)
Ahyang (meninggal ), Normadiah, Nurfitri serta seorang bayi bernama Feby.
Sarif yang ditemui di rumah sakit bercerita, sebelum magrib, sekitar pukul 17.50 WIB, ia berangkat menuju Sekupang Batam untuk mengantarkan pamanya, Jais, berobat ke Sekupang.
Kebetulan, saat itu pasang sedang surut.
Rahman selaku tekong kapal mencoba mencari alur supaya kapal yang mereka tumpangi tidak menabrak karang.
Namun sayang, 15 menit baru jalan, kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba ditabrak dari belakang oleh speedboat bermesin tempal berkekuatan 200 pk.
"Tiba-tiba saja kami ditabrak dari belakang. Kapal kami pecah, saya sempat kaget dan tangan saya bergetar. Saya mau ambil HP di kantong pun tak sempat lagi," sebutnya.
Dalam keadaan panik, ia melihat Jais dan Ahyang bersimbah darah di bagian kepalanya.
Sementara Rahman dan Feby, bayi yang sedang berada di pangkuan Ahyang terlepas dan ia sempat terendam air karena kapal tersebut pecah.
"Saya langsung teriak minta tolong. Nggak ada orang disekitar saya. Kemudian speed yang nabrak kami tadi balik lagi dan kemudian menolong kami," sebutnya.
Dalam keadaan panik, Sarif sempat marah kepada tekong speedboat tersebut.
Namun dia hanya meminta maaf dan berjanji akan membawa para korban ke rumah sakit.
Bukannya dibawa ke Sekupang, para korban dibawa ke Tanjungriau.
Mereka beralasan takut dilihat oleh petugas kepolisian.
"Saya sempat bilang, langsung bawa ke Sekupang saja, tapi dia tidak mau. Makanya Bu Ahyang meninggal karena kehabisan darah. Sampai di Tanjungriau dia sudah tidak sadarkan diri," tukasnya.