Donald Trump Ancam Hentikan Bantuan, Presiden Palestina: Yerusalem Tidak Akan Dijual!

Para pemimpin Palestina seperti dilansir AFP mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa diperas oleh pernyataan Donald Trump tersebut.

|
AFP/Getty Images
Demoinstran Palestina menghadapi tembakan gas air mata dalam bentrok yang terjadi mulai Rabu hingga Kamis (7/12/2017) di Tepi Barat. Bentrok dipicu oleh pernyataan Donald Trump yang mendukung Yerusalem sebagai ibukota Israel. 

Pejabat senior Palestina Hanan Ashrawi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "kita tidak akan bisa diperas."

"Presiden Trump telah menyabotase pencarian kita untuk perdamaian, kebebasan dan keadilan. Sekarang dia berani menyalahkan orang-orang Palestina atas konsekuensi tindakannya yang tidak bertanggung jawab!"

Namun, beberapa menteri Israel menyuarakan dukungan untuk Trump, terutama pemerintah sayap kanan negara tersebut.

Menteri Kebudayaan dan Olahraga Miri Regev, dari partai Likud Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan "Anda tidak bisa, di satu pihak menerima 300 juta dolar bantuan Amerika per tahun dan pada saat yang sama menutup pintu perundingan."

Trump ingin memastikan bahwa dia bisa mencapai 'kesepakatan tertinggi' yang menjamin perdamaian di Timur Tengah.

Selama hampir setengah abad terakhir, Amerika Serikat dipandang sebagai kunci dari proses perdamaian yang sangat penting di Palestina, meskipun kadang tidak sempurna.

Namun, pernyataan Trump yang disertai pemaksaan terhadap Palestina justru membuat AS kini menjadi "terkucil" dari opini dunia.

Hal itu terlihat dari sidang umum PBB yang hampir seluruhnya menentang sikap Trump, setelah sebelumnya AS memveto keputusan Dewan Keamanan PBB.

Upaya untuk memanfaatkan hubungan Arab-Israel yang lebih baik untuk mendorong kesepakatan damai pun kembali buyar setelah negara-negara Islam berbalik mengecam Trump.

Pernyataan Trump terhadap Yerusalem melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun.

Tidak hanya kemlompok muslim, kelompok Kristen pun menyuarakan perlawanannya terhadap sikap Trump tersebut yang dianggap mengotori kota suci Yerusalem.

Yerusalem terbagi empat wilayah dan menjadi kota suci tiga agama dari empat aliran, yakni Yahudi, Islam, kristen ortodok serta kristen Armenia.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved