Heboh! Untung Rp 10 Juta Sebulan, Begini Cara Sopir Taksi Online Bikin Order Fiktif Aplikasi 'Tuyul'

Aplikasi ini disebut "tuyul" karena pengemudi online seolah-olah mendapatkan penumpang, lalu mengantarkan sampai ke tujuan

Kompas.com/Akhdi Martin Pratama
Para tersangka dan barang bukti kasus order fiktif taksi online di Mapolda Metro Jaya, Rabu (31/1/2018) 

Satu orang memiliki 10 hingga 15 ponsel yang mereka gunakan bersama-sama.

"Seperti pelanggan AA yang kami tangkap di Kembangan kemarin."

"Mereka punya satu kontrakan untuk berkumpul."

"Di sana ada 10 mitra ojek online yang tergabung dan terkumpul 170 unit ponsel yang mereka gunakan bergantian," paparnya.

Agus menambahkan, banyaknya ponsel yang dimiliki para mitra bertujuan untuk mengelabuhi perusahaan.

"Biar pelanggan yang terdeteksi enggak terkesan itu-itu aja."

"Karena satu ponsel kan bisa untuk dua akun."

"Bayangkan berapa banyak pelanggan palsu yang mungkin bisa mereka mainkan," tuturnya.

Menurutnya, hal inilah yang menyebabkan peringkat para mitra sempurna walaupun tidak benar-benar mengangkut penumpang.

"Padahal kalau begini kan mereka dapat bonus dari perusahaannya banyak, rugi kan perusahaan."

"Mereka tidak kerja, hanya duduk saja dan seolah-olah tengah melayani pelanggan, tapi perusahaan tetap mentransfer upah dan bonus mereka," sebutnya.

"Mereka itu (mitra ojek online) cuma duduk saja nih, enggak perlu ke mana-mana udah bisa dapat duit," ujar lanjut Agus.

Selain itu, ada seorang wanita bernama MCL (34) yang bertugas menjadi marketing.

Dia memasarkan jasa oprek HP kepada para mitra ojek online.

Agus mengatakan, para pengguna tuyul ini biasanya merupakan mitra resmi perusahaan ojek online.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved