Pascaberi Kartu Kuning untuk Jokowi, Ketua BEM UI Panen 'Surat Cinta' Menohok Termasuk dari Jepang
Berikut ini isi surat terbuka Endro untuk Zaadit. Kalimat-kalimatnya sih bernada halus, tapi perhatikan substansinya, menohok.
3. kalau sudah orasi dan punya solusi tapi tidak digubris pemerintah, kan BEM punya ikatan seluruh mahasiswa yang seindonesia tadi, buat kegiatan bhakti di sana, kumpulin dan musywarahkan dengan BEM seluruh Indonesia. tapi kan uangnya gk ada, trus waktunya juga untuk kuliah?
oke saya tahun 2013 mengikuti kegiatan pramuka perguruan tinggi se-Indonesia, kita hidup bareng bahkan mandi di sungai bersama masyarakat dan itu biaya nya dapat dari DIKTI waktu itu.
masak jaman now gak ada biaya untuk kegiatan sekelas BEM dari Dikti. kalau memang tidak ada mungkin karena kegiatannya justru kurang menarik.
kalau masalah waktu, meninggalkan kuliah seminggu katakanlah pas libur semester bukannya lebih abdol, trus caranya bagaimana panitianya bagaiamana ngaturnya? itu lah tempat kita belajar.
4. Adek dan Pak Jokowi kan sama-sama seorang presiden.
Pertanyaannya seberapa banyak yang sudah adek sumbangkan ke Indonesia dibanding Pak Jokowi?
saya bukan berarti membela pemerintah, tapi kalau melihat adek memberi kritik tanpa ada solusi, apalagi tak mengerti kondisi di sana itu justru merepotkan diri.
Bagusan mana mengkritik tanpa henti atau memberi solusi tanpa henti.
tentunya sambil memberdoa buat kemajuan negeri.
Jadi aktivis itu perlu, tapi jadi mahasiswa solutif itu lebih bermutu.
salam Mahasiwa, dari mantan mahasiswa.
Jepang, 8 Feb 2018,"
Surat dari Jepang untuk Zaadit Taqwa
Sayangnya, sekarang postingan tersebut sudah tidak ada di wall Endro Kakachui.
Kendati demikian, unggahan itu sempat viral dan jadi perbincangan warganet. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)