Aksi Peretas Korea Utara Dituding Sedang Berupaya Bobol Perusahaan-Perusahaan Raksasa Dunia
Dunia internasional tengah menyoroti mengenai masalah peretasan besar yang marak terjadi di dunia.
Baca: Seniman Terkemuka Malaysia Dipenjara Sebulan dan Denda Rp 105 Juta Gegara Bikin Karikatur Najib
Seorang juru bicara LG mengatakan, dia tidak mengetahui adanya serangan cyber oleh Korut terhadap perusahaan tersebut.
Samsung dan Hyundai tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan CNN.
Para peretas yang terkait dengan Korut sebelumnya telah dikaitkan dengan serangan ransomware global besar tahun lalu, meretas sistem bank-bank di seluruh dunia pada 2016, dan peretasan Sony Pictures pada tahun 2014.
FireEye mengatakan Reaper telah aktif sejak 2012. Kelompok ini tidak terlalu menarik perhatian karena mereka mengintai sektor pemerintahan, militer, pertahanan dan media Korsel secara diam-diam.
Namun tahun lalu, para peretas menjadi lebih ambisius, dengan menargetkan konglomerat besar Korsel yang bergerak pada industri seperti aerospace, elektronik, otomotif dan manufaktur.
Menurut Hultquist, sejauh ini, usaha mereka lebih berbentuk "spionase klasik" dengan berfokus pada pengumpulan intelijen rahasia. Tapi dia memperingatkan, kelompok ini mampu menimbulkan kerusakan serius.
"Jika Anda menargetkan perekonomian Korsel, itu bisa sangat mudah, semudah serangan ransomware pada serangkaian perusahaan besar," katanya.
Rezim Kim Jong Un telah berulang kali membantah keterlibatan mereka dalam serangan cyber internasional.
Baca: Hantaman Topan Gita sampai Selandia Baru, Jalan Utama Tertutup dan Sekitar 1.000 Turis Terjebak
Baca: Status Darurat Negeri Paling Eksotis di Dunia Maladewa Diperpanjang, Wisman pun Batal Datang
Tapi FireEye mengatakan, pihaknya sangat yakin bahwa Reaper bertindak atas nama pemerintah Korut.
"Mereka telah menunjukkan sikap abai terhadap norma dan garis merah, dan lagi-lagi mengabaikan batas-batas perilaku yang dapat diterima untuk sebuah negara," kata Hultquist.
Reaper sudah berkembang di luar Korsel dengan mengejar target di Timur Tengah, Jepang dan Vietnam.
Menurut FireEye, sebuah perusahaan telekomunikasi Timur Tengah menjadi target pada tahun lalu setelah kesepakatan bisnis di Korut tidak berakhir baik.
Ini mungkin merupakan upaya pemerintah Korut untuk mengumpulkan informasi tentang mantan mitra bisnis.
Target lainnya termasuk direktur perusahaan perdagangan dan transportasi Vietnam, dan masyarakat di Jepang yang bekerja sama dengan organisasi yang terkait dengan Olimpiade. (kontan)