KEPRI REGION
Hal Inilah yang Membuat Gubernur Nurdin Angkat Topi pada Tim Gabungan yang Tangkap Kapal Sabu
Nurdin menduga, jaringan narkoba internasional itu sengaja menyelundupkan sabu di tengah cuaca yang tidak bersahabat.
Penulis: Alfandi Simamora |
Laporan Alfandi Simamora
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tangkapan sabu 1,6 ton oleh tim gabungan Polairut Polri dengan Bea dan Cukai diekspose Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mapolda Kepri, Jumat (23/2/2018).
Gubernur Kepri, Nurdin Basirun ikut menghadiri tersebut.
Kepada wartawan, Nurdin langsung menyatakan angkat topi dan salut kepada para petugas yang berhasil menangkap kapal penyelundup sabu
Baca: Saat Menkeu dan Kapolri Ekspose 1,6 Ton Sabu, Satu Kapal Lagi Tertangkap. Sabu dari China?
jaringan internasional tersebut.
Begitu juga terhadap para aparat TNI AL yang dua minggu sebelumnya juga menangkap kapal bermuatan sabu di Selat Philips, perbatasan Indonesia dan Singapura.
Baca: Kapolri Tito Karnavian Perintahkan Tembak di Tempat Bandar Sabu
Baca: Akan Diapakan Sabu 1,6 Ton Hasil Tangkapan dari Kapal Taiwan Itu? Ini Jawaban Kapolri
Baca: Nurdin Salut pada Tim Gabungan yang Gagalkan Penyelundupan Sabu 1.6 ton di Perairan Kepri
Menurut Nurdin, untuk menangkap kapal narkotika itu tidak mudah.
Sebab, cuaca di perairan Kepri saat ini sangat buruk.
Sebagai orang yang sudah puluhan tahun menjadi pelaut, Nurdin bisa membayangkan bagaimana sulitnya mengincar dan mengejar kapal sabu tersebut di tengah cuaca buruk.
Apalagi, penangkapan yang dilakukan tim gabungan di perairan Anambas yang ombaknya terkenal ganas.
"Kalau mental dan kemamouan mereka tidak teruji, tentu mereka tidak akan bisa tangkap para pelaku ini," kata mantan kapten kapal ini.
Nurdin menduga, jaringan narkoba internasional itu sengaja menyelundupkan sabu di tengah cuaca yang tidak bersahabat.

Sebab, mereka memperkirakan tidak ada petugas yang patroli.
Namun perkiraan mereka meleset karena kapal tersebut terus diintai sejak dari perairan internasional oleh sejumlah kapal patroli yang sudah siap menyergapnya.
"Sebagai Gubernur, saya juga berterimakasih terhadap mereka. Sebab, Kepulauan Riau akan bebas dari segala penyelundupan apabila aparat terus bersatu," katanya.
Nurdin mengatakan, dengan dua penangkapan besar kapal penyelundupan sabu di perairan Kepri memasuki tahun 2018 ini, menunjukkan bahwa perairan Kepri memang harus dijaga lebih ketat lagi.
Sebab Kepulauan Riau ini memang berdekatan dengan sejumlah negara lain serta menjadi persimpangan lalulintas laut ke sejumlah wilayah di Indonesia.
"Kita akan lakukan perhatian lebih terhadap perairan kita ini, karena memang sangat rawan dengan berbagai kasus penyelundupan, termasuk narkoba" terangnya.
Seperti diketahui, dalam bulan Februari ini, ada tiga kapal asing tertangkap membawa sabu dengan jumlah barang bukti yang cukup besar.
Tangkapan pertama dilakukan oleh TNI AL di Selat Philip, perbatasan Batam dan Singapura dengan barang bukti 1 ton sabu.
Bahkan, menurut Kepala BNN Komjen Budi Waseso, jumlahnya diperkirakan mencapai 3 ton dan belum diketahui, dimana muatan lainnya disembunyikan.

Dua minggu setelahnya, giliran Polair Polri dan Bea Cukai menangkap kapal sabu di perairan Anambas, Selasa (19/2/2018) lalu, dengan barang bukti sabu 1,6 ton.
Terakhir, giliran DCBC Karimun menangkap kapal Win Long yang diduga berasal dari Myanmar di perairan Karimun.
Belum diketahui, kapan persisnya kapal ini ditangkap, namun kapal tersebut digiring ke pelabuhan milik DJBC Khusus Kepri, Karimun, Jumat (23/2/2018) sore.
Menurut informasi, kapal itu setidaknya membawa 1 ton sabu.