Jadi Wanita Terkaya di Indonesia, Arini Kerap Dapat Satu Pertanyaan yang Membuatnya Risih
Arini Subianto mengaku masih sering mendapat berbagai pertanyaan yang tidak relevan.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Sebagai sosok yang berada di pucuk pimpinan suatu kerajaan bisnis raksasa, Arini Subianto mengaku masih sering mendapat berbagai pertanyaan yang tidak relevan.
Pertanyaan itu dikaitkan dengan fakta bahwa dia adalah perempuan, dan orangtua tunggal.
Tapi nyatanya para pebisnis lelaki, setinggi apa pun jabatannya dan sesibuk apa pun, tak terdengar mendapat pertanyaan itu.
Pertanyaan seputar orangtua tunggal itu kerap dilontarkan dalam obrolan santai maupun percakapan dan wawancara resmi.
Nama Arini Subianto menjadi pembicaraan, setelah beberapa waktu lalu majalah Forbes menempatkannya sebagai orang Indonesia terkaya nomor 32 dengan nilai harta mencapai 820 juta dolar AS atau sekitar hampir Rp12 triliun.
Arini kini merupakan Presiden Direktur Persada Capital Investama, yang banyak berurusan dengan produk-produk pemrosesan kayu dan kelapa sawit, serta pemrosesan karet dan batubara.
Baca: EKSPRESI Mayat Pria dalam Got Ini Bikin Ketawa, Dikira Korban Pembunuhan Ternyata. . .
Baca: HEBOH! Penemuan 54 Potong Tangan di Dalam Tas. Spekulasi di Balik Temuan Ini Lebih Seram
Anak sulung dari tiga bersaudara, Arini mewarisi kerajaan bisnis dari ayahnya, Benny Subianto.
Untuk menandai Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2018 ini, BBC mewawancarai sejumlah pebisnis perempuan di berbagai negara, dan kepada mereka dilontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sama.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini mewarisi kerajaan bisnisnya dari ayahnya, Benny Subianto. Foto: FEBRI
Arini Subianto, adalah pebisnis perempuan Indonesia yang diwawancarai untuk itu.
Apa pertanyaan paling tidak relevan yang sering Anda terima sebagai pebisnis perempuan?
Pertanyaan yang paling tidak relevan yang sering ditanyakan kepada saya adalah bagaimana mengatur waktu antara keluarga dan usaha sebagai seorang perempuan, dan single parent.
Sebenarnya pertanyaan ini seharusnya berlaku juga kepada pria, tidak hanya perempuan.
Jadi, pada saat untuk diri saya sendiri, saat itu saya hanya harus mengerjakan apa yang harus saya kerjakan.
Dan saya rasa semua orang sama juga dengan pria, akan mengalami hal yang sama.
Jadi itu pertanyaan-pertanyaan tidak relevan: perempuan, single mom, single parent, dimana pun di dunia, sama saja.
Mungkinkah jalur karir Anda akan berbeda andai saja Anda adalah seorang lelaki?
Mungkin ya, mungkin tidak. Karena career path saya itu sangat terkait dengan bagaimana saya dididik oleh orang tua saya.
Saya datang dari keluarga tiga saudara perempuan.
Saya yang paling tua. Sejak kecil saya selalu melatih dan mementor kita bagaimana kita membuat rencana, mempunyai rencana menentukan pendidikan berikutnya dan berikutnya. Dan tentu kemudian rencana tentang karir.
Kalau saya laki-laki mungkin saja saya akan bereaksi secara berbeda dibanding jika posisi saya perempuan.
Tapi pada dasarnya orang tua saya memberikan kebebasan untuk kita mengikuti minat dan passion (hasrat) kita.
Dan saya kira semua orang, jalur karirnya sangat dipengaruhi oleh bagaimana dibesarkan di rumah masing-masing.
Arini menegaskan tiga karaketeristik yang dibutuhkan seseorang supaya sukses: kerja keras, integritas, dan kegigihan. Foto: FEBRI
Apa yang dibutuhkan orang untuk mencapai posisi puncak?
Sebenarnya ada tiga karaketeristik yang dibutuhkan seseorang supaya sukses: kerja keras, integritas dan kegigihan.
Hal itu dibutuhkan di bidang apapun, di manapun. Itu menjadi tiga aset yang utama.
Sebagai businesswoman yang sering tidak banyak didiskusikan secara terbuka adalah, untuk menjadi sukses semua perempuan harus mempunyai kepercayaan diri, bahwa mereka bisa mencapai hal tersebut.
Tapi tentu itu tidak terlepas dengan kerja keras. Mereka harus unggul, mereka harus menguasai bidang mereka.
Apakah perempuan mendukung kepemimpinan perempuan?
Kalau pertanyaannya ditanyakan ke saya, saya mendukung pimpinan perempuan dan mendukung perempuan bekerja.
Menurut saya perempuan itu memiliki kemampuan empati yang lebih besar, dengan kemampuan tersebut, it enable them to connect with para kolega.
Tapi pertanyaan ini paling penting ditujukan kepada para pemimpin perempuan, karena apabila mereka dapat menciptakan suasana kerja yang penuh kepercayaan dan penghargaan dengan empati ini, maka dengan sendirinya para pemimpin ini akan mendapat dukungan yang kuat dari kolega perempuannya. (bbc indonesia)