Pawang Buaya Siram Sirih dan Pinang, Buaya Muncul Bawa Potongan Tubuh Korbannya
buaya menyerang manusia karena merasa terusik, bahkan disakiti karena sering dipukul, dilempar dan dipotong hingga mati.
Bila mengabaikan larangan tersebut, cepat atau lambat akan terjadi sesuatu pada dirinya atau keluarga.
Alfons menjelaskan, beberapa tahun lalu buaya pernah menyambar sepasang kekasih yang sedang memadu cinta di pinggir pantai.
Kejadian itu merupakan peringatan bagi mereka agar hal-hal yang dilarang jangan dilakukan di wilayah pantai.
Alfons mengatakan, ia sudah empat kali menolong orang yang hilang akibat diterkam buaya. Satu korban tahun 2017 dan tiga orang korban lainnya tahun 2018.
Korban meninggal dunia yang sempat dibantu Alfons, yakni Yeremias Seran, warga Desa Umatos, Kecamatan Malaka Barat. Kejadian 4 Januari 2018 di Muara Abunenok.
Selain itu, Lusia Rika Bria, warga Desa Naas, Kecamatan Malaka Barat, kejadian tanggal 16 Februari 2018. Korban meninggal dunia. Jasad korban ditemukan kembali.
Kemudian Yoseph Klau (62), kejadian tanggal 5 Maret 2018, lokasi kejadian Talobon, Desa Weoe. Korban meninggal dunia dan jasad korban ditemukan setelah menghilang dua hari.
Alfons mengatakan, ketika ada kasus buaya terkam manusia dan korban menghilang, keluarga korban mendatangi rumahnya untuk meminta bantuan.
Ia mengatakan, keluarga korban membawa sirih dan pinang seperlunya. Sirih dan pinang itu dibuat dengan ritual adat yang dilakukan di rumah adat.
Setelah ritual adat sirih dan pinang serta obat-obat lainnya diberikan kembali kepada keluarga korban lalu menyiram di tempat berair atau laut sesuai petunjuk pawang buaya.
Setelah sirih dan pinang serta obat-obatan lainnya dibuang ke tempat yang sudah ditentukan, lanjut Alfon, buaya akan menghantar kembali jasad korban.
Melalui sirih dan pinang itu, kata Alfons, pawang buaya sudah meminta buaya agar orang yang diterkam itu segera dikembalikan kepada keluarganya, baik secara utuh maupun sepotong tubuh korban.
Alfons mengisahkan, saat menolong korban Yoseph Klau (62), di Desa Weoe, ia ke lokasi dan menyiram sirih pinang ke air sambil berkomunikasi dengan buaya.
"Saya sebut tiga kali, o'e..o'e..o'e. Kemarin kamu tangkap orang ini. Kalau masih ada, tolong kembalikan kasih saya biar sepotong. Di mana kamu simpan, tolong bawa dia ke pinggir tebing," tutur Alfons meniru cara komunikasi dengan buaya.
Setelah berkomunikasi seperti itu, kata Alfons, buaya muncul membawa sepotong tubuh korban ke pinggir kolam. Lalu Alfons menyiram lagi obat ke air sambil berkomunikasi.