Perang Suriah
1.500 WNI Saat Ini Ada di Suriah, Begini Langkah-langkah KBRI Selamatkan Warga di Sana
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus menyiapkan rencana cadangan bagi sekitar 1.500 WNI jika konflik memburuk.
Seperti diketahui, AS, bersama Inggris dan Prancis, akhirnya benar-benar melancarkan serangan terhadap Suriah, pada Sabtu dinihari WIB.
Sejumlah ledakan menghantam ibu kota Damaskus dan dua lokasi lain di dekat kota Homs, menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
President Donald Trump mengumumkan serangan itu merupakan tanggapan atas dugaan serangan kimia.
Rusia mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran atas hukum internasional, dan mempringatkan bahwa AS, Inggris dan Prancis tak akan dibiarkan.
Kebanyakan TKI ilegal
Berdasarkan data terakhir dari Kementarian Dalam Negeri Suriah, 1.574 WNI memiliki izin tinggal di Suriah. Namun angka di lapangan bisa jadi lebih dari itu.
Menurut Iqbal, hal ini karena banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) Indonesia yang diberangkatkan tak sesuai prosedur, sehingga data mereka tak tercatat.
"Kebanyakan dari angka tersebut, sebetulnya masuk diberangkatkan sebagai TKI ke Suriah secara illegal dari Indonesia," kata dia.
Para TKI illegal ini, datang ke Suriah setelah ada moratorium pengiriman tenaga kerja sektor informal dari Indonesia ke Timur Tengah, termasuk Suriah, sejak 2015 lalu.
Pejabat Konsuler, Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus Miranda Mukhlis mengatakan pemberhentian pengiriman TKI di Timur Tengah harus cepat dilakukan, apalagi kondisi di Suriah yang masih memanas.
Lantaran dikirim tidak sesuai prosedur, KBRI pun tak memiliki data resmi terkait keberadaan mereka di Suriah. Mereka juga tidak melaporkan diri ke Suriah.
Baca: Rusia Mengutuk Serangan Rudal AS CS ke Suriah. Hanya Mengutuk?
Baca: Berapa Biaya Serangan Pertama AS ke Suriah? Ternyata Sebesar Bangun Jalan Tol Semarang-Solo
"Kita hanya bisa menunggu telepon, misalnya kalau terjadi serangan seperti kemarin," ujar dia.
"Karena keberadaan TKI dan TKW ini masuk [secara illegal] data tidak resmi, ya kami kesulitan sekali. Minimal untuk jumlahnya saja, kami tidak memiliki figur yang pasti," tambah Miranda.