TEROR BOM DI SURABAYA
Selamat dari Ledakan Bom Orangtuanya, Tak Disangka, Ini yang Dilakukan Anton pada Dua Adiknya
Beberapa anggota keluarga ini tewas akibat bom milik mereka sendiri meledak di Rusun Wonocolo, Sidoarjo. Kejadian ini malam hari
TRIBUNBATAM.id, SIDOARJO - Minggu (14/5/2018) malam, sebuah keluarga terduga teroris "kualat" atas bomnya sendiri.
Mereka adalah Anton Febrianto (47), Puspitasari (47), yang memiliki empat anak.
Anaknya adalah Hilta Aulia Rahman (17), Ainur Rahman (15), Faisa Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10).
Baca: Tulisan di Celana Anak Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Surabaya Ungkap Satu Hal Ini
Baca: Kronologi Pengendara Motor Bawa Ransel Besar Tabrak Pagar Markas TNI AD di Jakarta
Baca: Tim Gegana Periksa Ransel Besar Milik Suami-Istri yang Tabrak Pagar Markas TNI AD. Ini Isinya
Beberapa anggota keluarga ini tewas akibat bom milik mereka sendiri meledak di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo.
Kejadian ini terjadi malam hari setelah paginya ada tiga gereja yang dibom bertubi-tubi.
Ketiga gereja itu juga dibom sebuah keluarga, yaitu keluarga Dita Supriyanto yang tinggal di kawasan Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mahfud Arifin, keluarga Anton juga akan bertindak seperti keluarga Dita.
Mereka diketahui berniat menjadi "pengantin" alias bomber bunuh diri.
"Mereka itu pelaku, bukan korban," kata Irjen Mahfud Arifin di lokasi kejadian, Senin (14/5/2018) dini hari.
Sebelum melancarkan aksinya, keluarga Anton Febrianto malah ada yang tewas dan terluka karena bom sendiri.
Anggota keluarga yang tewas yaitu sang istri, Puspitasari, dan anak keduanya, Ainur Rahman.
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, pada ledakan pertama Anton mengalami luka parah namun masih hidup.
Baca: Debat Pilgub Jabar Ricuh Saat Seorang Calon Buka Kaus #2019GantiPresiden di Atas Panggung
Baca: Risma: Nalarku Nggak Sampai. Kita yang Mengandung, Disusui, Disuapi, Kemudian Diajak Mati
Baca: Ki Enthus Sempat Muntah-muntah Sebelum Meninggal, Bagaimana Nasib Pilkada Tegal? Ini Kata KPU
Namun, karena membahayakan, ia langsung dilumpuhkan pihak kepolisian.
"Dia dalam keadaan memegang switching, sehingga terpaksa dilumpuhkan," katanya.
"Jadi, Anton tewas setelah dilumpuhkan petugas yang datang ke lokasi," sambungnya.