WAJIB TAHU! Inilah Tiga Tokoh yang Berperan dalam Perumusan Pancasila
Sejumlah tokoh dianggap berperan dalam perumusan Pancasila. Mereka, di antaranya Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir Soekarno.
TRIBUNBATAM.id - Peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh pada hari ini, 1 Juni, menjadi pengingat awal dirumuskannya dasar negara.
Menilik sejarahnya, gagasan mengenai lahirnya Pancasila muncul dalam sidang BPUPKI pada 1945. Sejumlah tokoh dianggap berperan dalam perumusan Pancasila.
Mereka, di antaranya Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir Soekarno.
Baca: Upacara Hari Lahir Pancasila - Dandim: Pancasila Akan Terus Mengalir di Denyut Nadi Indonesia
Baca: 1 Juni Hari Lahir Pancasila - Inilah Sejarah Garuda Menjadi Lambang Negara. Siapa Penciptanya?
Baca: 1 Juni Hari Lahir Pancasila - Di Bawah Pohon Sukun di Ende, Buah Pemikiran Pancasila Itu Lahir
1. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat. Karirnya berawal saat bergabung dalam organisasi Jong Sumatranen Bond.
Moh Yamin juga terlibat menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II.
Ia turut pula berperan dalam menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Pada 1945, Moh Yamin terpilih sebagai anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya. Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Selain gagasan secara lisan, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara.
Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca: 1 Juni Hari Lahir Pancasila. Hari Libur Nasional Dimulai Sejak Era Presiden Jokowi
2. Dr Soepomo
Dr. Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah. Karena berasal dari keluarga priyayi, ia mendapatkan kesempatan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Pendidikannya diawali di di ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920), dan menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923.