Historia

Tampak Berpendar dari Jakarta, Di Manakah Tersimpan Harta Karun VOC di Gunung Salak?

Harta itu berupa tambang emas dan perak yang konon terletak di sebelah Selatan gunung Gede, yang dapat terlihat jelas dari Jakarta pada cuaca terang

via intisarionline
Gunung Salak 

Sementara itu Dirk Durven rajin mengirimkan laporan-laporan bagus kepada pucuk pimpinan Kompeni yang bersifat Asal Bapak Senang. Antara lain bahwa ia telah mendaki dan menyelidiki gunung Gede ternyata menurut laporan ahli di dalam gunung itu terdapat ganggang terdiri dari emas murni.

Sebenarnya Durven hanya ingin menarik perhatian sebanyak mungkin pada dirinya, agar dapat memenuhi ambisinya untuk naik terus di jenjang kekuasaan.

Dalam pada itu pekerjaan menambang diperluas sampai beberapa kilometer di sekitarnya, antaranya ke bukit Pasir Angin. Setelah lama menggali dan dengan korban rakyat yang tak sedikit, emas yang dicari itu belum juga mau menampakkan diri.

Ahli yang didatangkan dari negeri Belanda bernama Balman membuat laporan yang tak kalah bagusnya — ia mengatakan bahwa dari contoh-contoh yang beratnya 100 pon dapat dihasilkan emas seharga f 1,15. Belakangan ternyata bahwa contoh bijih itu berasal dari pegunungan Harz.

Akhirnya karena hasilnya hanya kertas-kertas laporan saja dan bukan harta karun yang diharapkan, Kompeni memanggil kembali Durven dan pekerjaan dihentikan.

Kegagalan Durven ialah antaranya karena ia sebenarnya tak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang pertambangan, lagipula dia dan orang-orangnya tak mengerti bahasa rakyat setempat, sehingga sering mendapat informasi-informasi yang keliru.

Tetapi barangkali faktor yang paling menentukan ialah bahwa di tempat itu memang tidak ada emas.

Gunung Salak
Gunung Salak (via intisarionline)

Yang menjadi korban dari kisah petualangan ini adalah rakyat Jawa Barat. Sekitar 30.000 orang petani dipaksa meninggalkan sawah ladangnya untuk melakukan pekerjaan sia-sia itu, sehingga timbul bahaya kelaparan.

Bagi Durven sendiri, petualangannya bukan sama sekali gagal, ternyata bahwa dari tahun 1729- 1732 ia berhasil naik ke puncak jenjang kekuasaan Kompeni, yakni menjadi Gubernur Jenderal.

Sedangkan di Gunung Parang memang tak pernah ada emasnya. Mungkin para mata-mata Kompeni itu pernah mendengar bahwa dulu pernah ada orang-orang Cina yang membuat tambang di sana.

Tetapi agaknya yang ditambang bukan emas atau perak, melainkan timah hitam. Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan Belanda sebelum Perang Pasifik, memang ada deposit timah hitam cukup besar di daerah itu.

Dan dalam tahun tigapuluhan memang pernah ada usaha penambangan oleh perusahaan pertambangan Hindia Belanda.

Apakah deposit timah hitam di sana cukup besar untuk bisa diusahakan secara ekonomis dan apakah pemerintah kita sudah mengadakan ekplorasi kembali ke tempat itu, belum diperoleh keterangan. (Intisarionline/swd-Intisari Juli 1977)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved