Maria Butani, Diduga Mata-Mata Rusia yang Kerap Beri 'Layanan Plus' ke Pejabat AS Demi Jabatan

Seorang perempuan yang dituduh berprofesi sebagai agen intelijen Rusia menawarkan 'layanan plus' guna mendapat jabatan.

FACEBOOK
MARIA BUTINA, diduga mata-mata Rusia. 

Para jaksa penuntut mengatakan Butina tampak tidak menganggap hubungannya bersama pria tersebut dengan serius karena "dalam setidaknya satu kesempatan, Butin menawarkan seorang individu selain US Person 1 hubungan seks demi jabatan di organisasi khusus".

Dokumen-dokumen persidangan tidak menyebut secara rinci organisasi mana yang dimaksud.

Namun, di media sosial, Butina tampak kerap menghadiri acara-acara Asosiasi Senjata Api Nasional (NRA).

Pengacara Butina membantah semua tuduhan yang diarahkan ke kliennya.

Butina mengaku dirinya berasal dari Siberia. Foto: MARIA BUTINA/FACEBOOK

Dituduh kerja dibawah pejabat Rusia

Departemen Kehakiman AS menuduh Butina bekerja "di bawah perintah dan kendali" seorang pejabat senior Rusia yang namanya tidak disebut dalam berkas dakwaan.

Dokumen pengadilan menyebutkan pejabat Rusia itu merupakan atasan langsung Butina dan yang melatihnya melalui pesan-pesan daring.

"Saat ini semuanya harus senyap dan hati-hati," sebut catatan yang diduga ditulis Butina melalui pesan pribadi Twitter, sebulan sebelum pemilihan presiden AS pada 2016 lalu.

Pada malam sebelum pemungutan suara, dokumen pengadilan menyebutkan Butina mengirim pesan ke pejabat Rusia.

Isinya, "Saya akan tidur. Di sini jam 03.00. Saya siap untuk perintah lanjutan."

Departemen Kehakiman mengatakan Butina mencoba menciptakan jalur komunikasi "terselubung" guna "menembus proses pengambilan kebijakan nasional AS".

FACEBOOK/ MARIA BUTINA

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved