Maria Butani, Diduga Mata-Mata Rusia yang Kerap Beri 'Layanan Plus' ke Pejabat AS Demi Jabatan

Seorang perempuan yang dituduh berprofesi sebagai agen intelijen Rusia menawarkan 'layanan plus' guna mendapat jabatan.

FACEBOOK
MARIA BUTINA, diduga mata-mata Rusia. 

Semasa beraktivitas di AS, Butina disebut membina hubungan dengan sejumlah kelompok konservatif pro-senjata.

Pertemuan Butina dengan Trump

Pada suatu masa dalam pemilihan presiden, dia dan pejabat Rusia dituduh mencoba menjembatani pertemuan antara Trump dan Putin. Namun, upaya itu gagal.

Lalu, saat Trump mengemukakan visi-misinya kepada publik pada Juli 2015, Butina bertanya Trump yang saat itu masih berstatus kandidat presiden mengenai pandangannya terhadap Rusia.

Tahun berikutnya, Butina bertemu Donald Trump Jr di sebuah konvensi NRA.

Akun media sosial Butina menampilkan foto-foto dirinya menghadiri acara pertemuan dengan sejumlah politisi terkemuka AS, termasuk Gubernur Wisconsin, Scott Walker.

MARIA BUTINA/FACEBOOK

Sosok Butina

Butina masuk ke AS menggunakan visa pelajar F-1.

Berdasarkan laman LinkedIn, dia baru saja meraih gelar pascasarjana bidang hubungan internasional dari American University di Washington DC.

Sejumlah orang yang pernah berkenalan dengan Butina mengatakan perempuan itu rajin membangun jejaring dan kisah hidupnya memikat kaum konservatif yang dia temui dalam berbagai acara di AS.

Pada 2015, dia bercerita ke sebuah acara radio AS bahwa dirinya dibesarkan di hutan Siberia dan diajari berburu oleh ayahnya.

Setelah sempat menjadi pemilik toko mebel waralaba, dia mengaku pindah ke Moskow dan mendirikan organisasi bernama Hak Menyandang Senjata—yang mengadvokasi kepemilikan senjata perorangan di Rusia.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved