Seminar Pariwisata UPB: Target Wisman Terus Meningkat, Wisata Halal Perlu Digarap Serius

UPB mengelar seminar bertajuk Merumuskan Strategi Komunikasi Dalam Menciptakan Branding Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau.

istimewa
Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar (tengah) berfoto bersama para akademisi Prodi Ilmu Komunikasi UPB saat seminar tentang pariwisata di aula gedung UPB Kampus Tembesi, Sabtu (4/8/2018). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM- Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam (UPB) mengelar seminar bertajuk Merumuskan Strategi Komunikasi Dalam Menciptakan Branding Pariwisata Provinsi  Kepulauan Riau.

Acara yang berlangsung, Sabtu (4/7/2018), di aula UPB Kampus Tembesi itu dihadiri tiga pembicara yakni Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kepri Buralimar, M.Si, Sekretaris Perhimpunan Hubungan Masyarakat Kepri (Perhumas) Syailendra Reza M.I.Kom, dan Akademisi Ilmu Komunikasi UPB Sholihul Abidin M.I.Kom.

Acara diikuti ratusan peserta baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen.

Dalam paparannya, Buralimar menyampaikan, pariwisata merupakan sektor yang menjadi fokus Pemprov Kepri untuk terus dikembangkan.

Tahun lalu, jumlah wisatawan  yang datang ke Kepri sebanyak 2.074.532 orang. Dari jumlah tersebut lebih dari 50 persen adalah wisatawan manca negara (Wisman) dari Singapura. Sisanya berasal dari Malaysia, Cina, India, Korea Selatan dan Filipina.

Untuk tahun depan, Dinas Pariwisata menargetkan adanya peningkatan jumlah Wisman menjadi 2,2 juta orang.

"Pariwisata menjadi sektor yang menjanjikan untuk dikembangkan di Kepri. Kepri memiliki potensi besar karena punya 2.408 pulau dan 96 persen wilayahnya merupakan lautan. Fakta ini menunjukan bahwa kepri memiliki potensi di wisata bahari,"ujar Buralimar dalam rilis yang diterima TRIBUNBATAM.id, Senin (6/8/2018).

Baca: UPB Gelar Wisuda 604 Lulusan. Pesan Rektor: Jadilah Pemberani, Peluang itu Ada Bagi Para Pemberani

Baca: Pererat Silaturahmi dan Sosialisasi Visi, Prodi TI UPB Gelar Buka Puasa Bersama

Baca: Buka Bersama Rektor UPB dengan Peserta Pendidikan Advokat, Ketua Peradi Luhut Dapat Kejutan

Dia mengakui, laju pertumbuhan pariwisata Kepri memang lebih lambat ketimbang sektor lain. Namun daya tahan sektor ini lebih lama karena sumber dayanya yang tidak pernah habis.

Berdasarkan Pergub kepri no. 62 tahun 2017 terdapat 16 destinasi unggulan daerah di Kepri. Dari jumlah tersebut hanya dua destinasi yang berada di Batam, yaitu Kawasan Rempang dan Galang serta pusat kota Nagoya. Sisanya berasa di luar batam.

Buralimar juga mengaku, selama ini dalam mengembangkan pariwisata Kepri masih memiliki beberapa kendala, di antaranya stagnasi pengembangan objek wisata baru, aksesibilitas destinasi wisata, serta pelayanan dan kenyamanan pintu masuk pelabuhan laut dan bandara.

Brand Batam sebagai Bandar Dunia Madani Perlu Ditinjau

Sementara itu, Sholihul Abidin menjelaskan pengembangan pariwisata harus dibarengi dengan branding pariwisata.

Dan, branding ini harus dilakukan terus menerus. Selain itu, Kepri juga harus mempertimbangkan aspek diferensiasi dan pemosisian pariwisata yang digarap.

Dirinya juga mengusulkan aga ada peninjauan kembali brand Batam sebagai Bandar Dunia Madani. Sebab, menurutnya, brand ini cenderung kalah dibandingkan identitas lain yang ada di Batam.

Beberapa di antaranya objek wisata Welcome to Batam atau Jembatan Barelang.

"Konsep Batam Bandar Dunia Madani akan sulit dimaknai oleh wisatawan,"ujar Abidin.

Baca: Galeri Investasi BEI Hadir di UPB. Tak Hanya Orang Kampus, Warga Umum Jadi Lebih Gampang Main Saham

Baca: Bedah Buku Neng Koala di Poltek & UPB Penuh Antusias, Peserta Penasaran Studi di Australia

Baca: Ratusan Mahasiswa Antusias Ikuti Seminar Media Online dan Informasi Anti-hoax di UPB

Wisata Halal Digarap Serius

Dari sisi lain, Syailendra Reza, mengatakan, satu aspek pariwisata yang patut digarap dengan serius adalah pariwisata halal.

Aspek ini bisa jadi pilihan di Kepri khususnya Batam sebagai pilihan pengembangan pariwisata. Hal ini tentunya mempertimbangkan kondisi masyarakat kepri yang mayoritasnya dari suku Melayu.

"Batam perlu mempertimbangkan atraksi dan objek pariwisata yang baru. Tujuannya adalah untuk menghilangkan stigma Batam hanya sebagai persinggahan ke Singapura dan Malaysia,"kata Syailendra.

Sementara itu, Kaprodi Ilmu Komunikasi UPB, Ageng Rara Cindoswari, S.P., M.Si menyebutkan  bahwa penyelenggaraan acara ini merupakan komitmen akademis  terhadap  perkembangan pariwisata di Kepri.

Program pengembangan pariwisata oleh pemerintah pusat perlu mendapatkan dukungan dari akademisi dalam melakukan pengkajian dan diskusi akademis.

Dalam sambutannya, Cindo juga menjelaskan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan program pembangunan dan pengembangan Presiden RI Joko Widodo, dimana sektor ini berkontribusi pada pendapatan negara yang cukup signifikan.   

Ia menambahkan, sumber daya manusia di Kepri khususnya mahasiswa dan mahsiswi merupakan agent of change dalam proses pembangunan.

"Mreka perlu berperan serta aktif dalam upaya pembangunan pariwisata. Pemahaman disertai kecintaan terhadap potensi destinasi wisata lokal perlu dibangun melalui kegiatan kajian ilmiah hingga aksi nyata pengembangan pariwisata Kepri,"kata Cindo.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved