Hitungan Menit, Anggota Kopassus Tumpas Semua Pembajak Pesawat DC9 Woyla

semua pasukan antiteror Kopassus mendapat penghargaan tertinggi dari negara, yakni medali Bintang Sakti.

Pesawat maskapai Garuda yang dibajak di Bandara Don Mueang, Thailand, pada 1981 

Pasukan antiteror Kopassus tiba di Don Muang pada 30 Maret 1981. Pesawatnya langsung parkir dalam posisi tidak jauh dar DC-9 Woyla yang dibajak.

Operasi Woyla oleh Kopassus
Operasi Woyla oleh Kopassus ()

Semua pasukan antiteror segera melakukan konsolidasi dan persiapan operasi di bawah kendali Letkol Sintong.

Tapi, Sintong ternyata tak mau semua anak buahnya stres dan kelelahan.

Dia keluar dari ruangan tempat anak buahnya istirahat dengan alasan ada yang memanggil. Sintong juga bilang bahwa operasi pembebasan sandera dibatalkan dan semua pasukan sebaiknya tidur saja.

Padahal semua itu dilakukan Sintong hanya berpura-pura, agar semua anak buahnya yang sudah lelah dalam latihan bisa istirahat total dan besok dapat melakukan operasi pembebasan sandera secara optimal.

Semua pasukan antiteror yang ‘dikibuli’ oleh komandannya sendiri itu pun tertidur lelap.

Pukul 02.00 dini hari, pada 31 Maret 1980, semua pasukan antiteror tiba-tiba dibangunkan dan harus bersiap untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera.

Dalam kondisi segar karena cukup tidur, pasukan bergerak menuju sasaran tapi dalam pergerakan santai tidak seperti pasukan komando agar tidak menarik perhatian.

Semua senjata disembunyikan ketika pasukan antiteror yang sedang membawa tangga untuk memasuki pintu pesawat malah berjalan lebih santai lagi.

Televisi nasional Thailand yang terus menerus memantau perkembangan di seputar pesawat yang dibajak, malah berkomentar bahwa pergerakan semua pasukan antiteror seperti orang piknik (Sunday picnic).

Namun, ketika pasukan antiteror sudah berhasil mendobrak pintu dan masuk ke pesawat.

Saat sudah di pesawat, mereka berubah jadi pasukan yang ganas dan akhirnya sukses melumpuhkan penyandera.

Pasukan membebaskan para sandera dalam hitungan menit.

Atas prestasi yang luar biasa itu, semua pasukan antiteror Kopassus mendapat penghargaan tertinggi dari negara, yakni medali Bintang Sakti.

Tulisan ini bersumber dari buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved