GEMPA DONGGALA PALU
UPDATE GEMPA PALU - Kapolri : Korban Bencana Panik Takut Kekurangan Makanan dan BBM
Polri akan meningkatkan pengamanan di Palu dan Donggala. Terlebih terjadi perebutan makanan akibat kekhawatiran kekurangan logistik.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, persoalan utama pascagempa 7,4 magnitudo di Palu dan Donggala, yakni ketersediaan makanan dan bahan bakar minyak (BBM).
Polri akan meningkatkan pengamanan di Palu dan Donggala. Terlebih terjadi perebutan makanan akibat kekhawatiran kekurangan logistik pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Tetap kami imbau mereka untuk tetap mengindahkan hukum. Tapi persoalan utamanya adalah mereka panik karena takut kekurangan logistik makanan dan BBM," ujar Kapolri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Kapolri mengatakan, Polri akan menerjunkan tambahan personel ke Palu dan Donggala.
Baca: Palu Diguncang Gempa, Gereja Ini tetap Berdiri Kokoh
Baca: UPDATE GEMPA PALU - Korban Meninggal Dunia hingga 1 Oktober 2018 Capai 844 Orang
Baca: UPDATE GEMPA PALU - Diduga Banyak Korban Terjebak, Ini 5 Fakta Runtuhnya Hotel Roa Roa
Rencananya 1.500-2.000 polisi akan dikirim ke lokasi bencana, namun belum disebutkan kapan tambahan personel itu akan dikirim.
Meski begitu, kata Kapolri, saat ini 400 polisi sudah berada di Palu dan Donggala.
Kapolri mengatakan, bantuan logistik terus disalurkan lewat pesawat hercules TNI. Selain itu, BUMN-BUMN juga berupaya untuk dalam penyediaan listik dan BBM.
"Hari ini saya bertemu di Balikpapan dengan menteri BUMN Bu Rini Soemarno. Dia sudah bawa semua kekuatan mulai dari Dirut Pertamina, Dirut PLN, Dirut Garuda, Dirut Angkasa Pura, kemudian dirut untuk Pelindo pelabuhan," kata dia.
"Sehingga saya harapkan listrik segera (tersedia), pelabuhan bisa normal secepat mungkin, listrik bisa normal. Kalau itu semua normal, maka logistik akan masuk, masyarakat akan tenang," sambung dia. (*)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolri: Korban Bencana Panik Takut Kekurangan Makanan dan BBM"