Cerita Kepala KSP Moeldoko Bagaimana Menghadapi Presiden Jokowi yang Sedang Tidak Enak Hati

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Purnawirawan Moeldoko, bercerita ketika dirinya berada di lingkaran Joko Widodo

KOMPAS.com/ MOH NADLIR
Kepala Staf Presiden Moeldoko ketika ditemui di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Jumat (11/5/2018). 

TRIBUNBATAM.id - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Purnawirawan Moeldoko, bercerita ketika dirinya berada di lingkaran Joko Widodo.

Hal ini diungkapkan Moeldoko saat menjadi narasumber di acara e-Talk Show, Tv One, pada Sabtu (13/10/2018).

Mulanya, pembawa acara Wahyu Muryadi menanyakan terkait kedekatan Moeldoko dengan Jokowi.

"Sebenarnya bapak punya kelebihan kalau misalnya mendekati Pak Presiden itu pernah gak suatu saat presiden itu kira-kira mood-nya lagi gak bagus, biasa, dong, presiden kan juga manusia, to? apalagi, lagi marah beliau," ujar Wahyu.

Moeldoko pun menjawab dengan menceritakan pengalaman-pengalamannya, apalagi, ini bukan pengalaman pertama dirinya menjadi asisten petinggi.

Baca: Fahri Hamzah: Rakyat Boleh Menyerang Lembaga Kepresidenan, tapi Tak Boleh Menyerang DPR

Baca: Begini Lho Cara Ngerjain Teman Lewat Whatsapp, Dijamin Bikin Kaget

Baca: Terlambat Panas, Arema FC Kalah dari PSM Makassar

Oleh sebab itu, ia memiliki trik untuk menghadapi orang yang sedang tidak enak hati dengan cara memahami bahasa tubuh yang dikeluarkan.

"Saya dua kali menjadi kepala staf pribadi, waktu jadi Pangdamnya Pak Hendro (Hendro Priyono), terus waktu dulu jadi Wakasad saya juga jadi Kospri, jadi kita coba membahasakan bahasa tubuh, sehingga kita memang perlu ada sensitivitas," jawab Moeldoko.

Selain itu, Kepala Staf Kepresidenan ini juga bercerita kalau dirinya sering bercanda dengan Jokowi.

Di luar kebiasaan Jokowi yang membicarakan topik bahasan yang formal.

"Lebih ke bercanda-bercanda," kata Moeldoko.

Ia juga menjelaskan, tugas dari KSP yang berbeda dari Sekretariat Kabinet (Setkab) dan Sekretariat Negara (Setneg).

KSP memiliki tiga tugas khusus dalam mengawal presiden.

"Kalau urusan pemerintahan kan Setkab yah, kalau urusan negara kan Setneg, di sini kan yang berurusan dengan political will atau sisi politiknya dikelola oleh KSP," jelasnya.

"Jadi tugas KSP ada tiga. Satu mengelola isu-isu strategis."

"Berikutnya yang kedua melakukan komunikasi politik, kita melakukan komunikasi politik dengan berbagai pihak," ujar Moeldoko.

"Yang ketiga adalah memonitor dan mengevaluasi poyek-proyek strategis."

Selain tugas yang disebutkan Moeldoko, dirinya juga sempat diberikan perintahkan Jokowi untuk mengintruksikan TNI membantu Polri dalam menghadapai terorisme.

Moeldoko pun menjawab perintah presiden bahwa TNI akan dibantukan untuk Polri.

Ini merupakan tugas konkrit yang dilakukan oleh KSP untuk membantu presiden.

Menurut Moeldoko, Satuan TNI yang dikerahkan tergantung dari kebutuhan Polri.

"Bisa nanti pengerahan Badan Intelijen Strategis untuk membantu intelijen dari kepolisian. Bahkan secara represif bisa menggunakan Satuan Gultor (Satuan 81) telah disiapkan," kata Moeldoko di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).

Moeldoko menerangkan, tidak akan terjadi tumpang tindih kewenangan antara Polri dan TNI.

Menurutnya, TNI tetap berada di belakang Polri untuk memperkuat penanganan terorisme.

"Justru yang tetap yang di depan adalah kepolisian, TNI memberi perkuatan. Dikolaborasikan dalam menangani sebuah persoalan yang sama. Intinya di situ," jelas Moeldoko yang dikutip dari Tribunnews. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Cerita Kepala KSP Moeldoko Menghadapi Presiden Jokowi saat sedang Marah dan 'Bad Mood'

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved