Misteri Penemuan 7 Mayat di Selat Malaka, Simak 5 Fakta Dibaliknya
Sebanyak 7 mayat ditemukan mengapung di perairan Selat Malaka selama tiga hari berturut-turut. Simak 5 fakta dibalik penemuan tersebut.
TRIBUNBATAM.id - Tiga hari berturut-turut sejak Kamis (29/11/2018), polisi Polda Riau menemukan tujuh mayat di perairan Selat Malaka.
Dua dari tujuh mayat tersebut telah berhasil teridentifikasi, namun lima lainnya masih misterius karena kondisi jasad sudah hancur.
Polda Riau bekerja sama dengan jajaran polisi Diraja Malaysia dan Marince Police (polisi laut Malaysia, karena lokasi penemuan sejumlah mayat berada di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Berikut sejumlah fakta terkait kasus penemuan mayat di perairan Selat Malaka:
1. 7 mayat mengapung di Perairan Selat Malaka
Pada hari Selasa (27/11/2018), jasad seorang pria tanpa identitas ditemukan nelayan mengapung di perairan sekitar Pulau Rupat, Selat Malaka.
Lalu pada hari Kamis (29/11/2018), para nelayan yang sedang melaut menemukan tiga mayat mengapung di laut perairan Selat Malaka.
Lokasinya sekitar 2 mil dari pantai Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (29/11/2018). "Hasil identifikasi, korban dua orang laki-laki dan satu perempuan.
Baca: Seorang Polisi di Timika Tersambar Pesawat Usai Amankan BBM di Bandara Aminggaru Omukia
Baca: Detik-detik Tembok Roboh di Pemandian Air Panas yang Menewaskan 7 Mahasiswa di Karo Sumut
Baca: Bangkit dari Ketertinggalan, Arsenal Unggul 4-2 atas Tottenham Hotspur
Baca: Wanita Muda Ini Nekad Habisi Seorang Nenek di Jambi, Ditangkap Polisi di Mobil Travel
Namun, identitas korban belum kita ketahui," kata Kapolsek Bantan AKP Johari, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis.
Setelah itu, pada hari Sabtu, (1/12/2018), tiga jenazah kembali ditemukan di perairan Selat Malaka. Polisi hanya menemukan satu identitas dari tiga jasad tersebut.
2. Identitas jasad mengapung di Perairan Selat Malaka
Sejauh ini, dua orang korban sudah diketahui identitasnya. Korban pertama bernama Ujang Chaniago (48) warga Lubuk Nyiur Dusun V Koto Mudiek Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), dan korban kedua Mimi Dewi warga Dumai, Riau.
Polisi masih mencari identitas lima korban lainnya.
Kondisi korban telah rusak karena telah berhari-hari mengapung di laut. Hal ini membuat polisi kesulitan melakukan identifikasi. Polisi masih menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.
"Kami masih menunggu hasil otopsi RS Bhayangkara untuk mengidentifikasi korban, karena kondisi korban saat ditemukan sudah tidak bisa dikenali," jelas Kasat Reskrim Polres Bengkalis AKP Andri Setiawan pada Kompas.com, Minggu (2/12/2018).
3. Berkoordinasi dengan polisi Malaysia
Kepolisian Resort Bengkalis, Riau, berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia terkait kasus penemuan mayat di Perairan Selat Malaka, khususnya di wilayah Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau.
"Kami berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia dan Marine Police (polisi laut Malaysia) untuk menyelidiki tujuh korban meninggal dunia di Perairan Selat Malaka," kata AKP Andri Setiawan pada Kompas.com, Minggu (2/12/2018). Hal tersebut dilakukan karena posisi ketujuh korban ditemukan di laut perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.
4. Ciri-ciri korban dan dugaan sementara tenggelam di laut
Petugas SAR mengungkapkan ciri-ciri salah satu jasad seorang laki-laki yang ditemukan mengapung pada hari Selasa.
"Ciri-ciri korban menggunakan celana panjang warna cokelat, baju kaos belang merah dan biru," ungkap Kapten Kapal Basarnas Pekabaru, Selasa (27/11/2018).
"Di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Dugaan sementara korban meninggal karena tenggelam di laut," kata Leni.
Sementara itu, seorang berjenis kelamin perempuan memiliki ciri-ciri mengenakan sweater warna merah bermotif hitam, baju kaos oblong warna hitam abu-abu, celana jeans warna biru dongker, tinggi badan 150 sentimeter.
Lalu, satu jenazah pria ciri-cirinya mengenakan baju kaos berkerah warna merah maron pada bagian dada kiri bertuliskan nama maskapai penerbangan Airasia, celana pendek (boxer) warna ungu dan tinggi badan 168 sentimeter.
Satu jenazah pria lainnya mengenakan baju kaos oblong warna abu-abu yang pada lengan kiri bertuliskan There Is Not, celana jeans panjang warna biru dongker, dan tinggi badan 160 sentimeter.
Polisi belum mengetahui penyebab kematian para korban tersebut.
5. Petugas menemukan uang 2.600 ringgit
Saat melakukan penyisiran, Tim SAR menemukan uang 2.600 Ringgit Malaysia saat menyisir di sekitar lokasi penemuan jasad laki-laki pada hari Selasa. Sementara itu, polisi menelusuri keluarga jasad atas nama Maya Dewi, warga Dumai.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban pergi bekerja ke Malaysia.
"Kami masih mendalami keterangan keluarga korban," ucap AKP Andri Setiawan.
Rencananya, jasad-jasad tersebut akan segera dimakamkan usai diselidiki oleh polisi. Untuk sementara, jasad dititipkan di RSUD Dumai.
"Karena sudah tiga hari, rencananya Polsek Rupat Utara akan bekerja sama dengan dinas sosial untuk menguburkan jenazah korban," kata Kapten Kapal Basarnas Pekanbaru Leni pada Kompas.com, Selasa (27/11/2018). (*)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Kasus 7 Mayat Mengapung di Selat Malaka, Temuan Uang 2.600 Ringgit hingga Jasad Sulit Dikenali"