Dipicu Bau Menyengat, Simak 5 Fakta Dibalik Penggrebekan Pabrik Mie Berformalin di Cianjur

Polisi menggerebek pabrik pembuatan mi formalin di Cianjur dan diduga pemilik pabrik mi ini seorang residivis dengan kasus yang sama.

KOMPAS.COM
Ilustrasi mi 

Polisi mengamankan DLH dan barang bukti berupa 2 kantong mi basah, 1 jeriken bahan yang diduga formalin, 1 kantong pewarna makanan, 1 kantong air garam, 1 karung yang diduga bahan tawas, 2 karung tepung tapioka, 2 alat kompresor, dan 1 set timbangan duduk.

Dalam pemeriksaan sementara, DLH mengakui membuat mi tersebut dengan bahan formalin.

Metode pembuatannya pun masih sama dengan kasus DLH saat ditangkap Polda Jabar.

Namun demikian, polisi masih menunggu hasil uji laboratorium untuk menahan DLH. "Mi yang ada kami uji lab. Jika dalam beberapa minggu hasilnya keluar dan terbukti mi menggunakan formalin dan borak, kami akan tangkap," kata AKP Indra.

4. Dalam sehari bisa memproduksi satu ton mi

Dari hasil pemeriksaan DLH, pabrik mi di Kampung Gelar sudah beroperasi selama tiga bulan. Namun, menurut keterangan warga, pabrik milik DLH tersebut sudah beroperasi lebih dari satu tahun.

Sementara itu, dalam satu hari DLH bisa memproduksi satu ton mi.

Lalu dipasarkan ke sejumlah tempat, antara lain pasar di wilayah Depok dan Cianjur. "Depok ini penerima barang paling besar, kemudian ke pasar Jebrot dan dan Pasar Ramayana Cianjur," tuturnya.

Tak tanggung-tanggung, dalam satu hari DLH mampu memproduksi mi hingga satu ton, kata AKP Indra.

5. BPOM jelaskan ciri-ciri mi berformalin

Pelaksana Tugas Deputi Pengawasan Pangan BPOM Tetty H Sihombing mengungkapkan, beberapa ciri yang membedakan mi basah berformalin dengan yang tidak berformalin.

"Biasanya mi basah yang ada formalinnya itu tahan lama. Ia tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius," kata Tetty saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/12/2018).

Lalu ciri utama yang paling kentara adalah bau menyengat dari miyang mengandung formalin. Setelah itu, dengan melihat tekstur mi tersebut.

"Mi yang ada formalinnya biasanya tidak lengket dan mi lebih mengkilap dibandingkan mi normal," ujar Tetty. Cara terakhir adalah dengan menggunakan alat.

"Ada test kit. Sederhana operasinya, namun memerlukan keahlian. Biasa kami pakai di mobil laboratorium keliling Badan POM. Tentu di lab lebih komprehensif. Lab kantor BPOM kami di seluruh Indonesia sudah biasa melakukannya," ujar Tetty. (*)

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Penggerebekan Pabrik Mi di Cianjur, Pelaku Residivis dan Mi Formalin 1 Ton Per Hari"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved