Soal Guguran Lava Gunung Merapi pada Minggu Malam, Begini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta

"Belum ada bahaya ke masyarakat," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida

Editor: Mairi Nandarson
TWITTER/BPPTKG
Kondisi Gunung Merapi, Senin pagi 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida membenarkan terjadinya guguran lava pada Gunung Merapi, Minggu (16/12/2018).

Menurut Hanik, terjadunya guguran lava merupakan fenomena biasa saat fase pertumbuhan kubah lava baru di Gunung Merapi.

"Sebenarnya sih guguran lava sudah terjadi sejak 22 Agustus," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, saat di hubungi Kompas.com, Senin (17/12/2018).

Hanik menuturkan, guguran lava pijar yang terjadi pada Minggu (16/12/2018) pukul 19.08 WIB.

Jarak luncuran lava yakni 300 meter ke selatan, atau ke arah Kali Gendol.

"Sebenarnya itu (guguran lava pijar) sudah terjadi sejak lama tapi arahnya ke dalam kawah, dominan ke arah barat laut. Sesekali ke arah tenggara," urainya.

Gunung Merapi menurut Hanik telah memasuki fase erupsi magmatik.

Fase erupsi magmatik ini ditandai dengan munculnya Kubah Lava baru di Puncak Gunung Merapi pada 11 Agustus 2018.

Tipe erupsi Gunung Merapi cenderung efusif.

Guguran Lava lanjutnya merupakan fenomena yang biasa saat terjadi proses pertumbuhan kubah lava baru.

"Itu (guguran lava) sebenarnya hal yang biasa, fenomena biasa pada saat terjadi pertumbuhan kubah lava," katanya.

Disampaikannya, saat ini Gunung Merapi masih berstatus Waspada atau level II. Radius bahaya 3 Km dari puncak Gunung Merapi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPPTKG Yogyakarta: Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Belum Bahayakan Masyarakat" 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved