Hari Ibu

Sejarah dan Cikal Bakal Lahirnya Hari Ibu yang Diperingati Setiap 22 Desember

Momen yang paling berkesan adalah ketika dilaksanakannya Kongres ke III pada 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung

Dok. Kompas
Tanggal 22 Desember 1983 adalah peringatan Hari Ibu ke-45. Hari Ibu diperingati setiap tahun sejak 1938 setelah kongres Perikatan Perempuan Indonesia di Bandung sepakat memilih tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Pemilihan berdasarkan sejarah bahwa pada tanggal tersebut berlangsung pertemuan pertama seluruh organisasi wanita Indonesia di Yogyakarta tahun 1928. Ibu-ibu yang tergabung dalam Kowani pada tanggal 22 Desember 1946 memperingatinya dengan menyerahkan bingkisan kepada warga DKI Jakarta. 

Pertemuan yang dilakukan dari 22 sampai 25 Desember 1928 itu membahas tentang pertalian perkumpulan perempuan di Indonesia dan juga membicarakan kewajiban, keperluan dan kemajuan perempuan.

Pada masa pergerakan, isu utama yang sedang hangat adalah mengenai pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang.

Ketika itu perempuan dianggap hanya disiapkan menuju perkawinan. Perempuan dianggap hanya sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga.

Setelah itu, perempuan hanya pasrah melayani keluarga beserta suaminya. Tanpa alasan yang jelas, perempuan di masa itu banyak yang mendapatkan talak dari suaminya.

Otomatis mereka yang tak berpendidikan akan dikembalikan kepada keluarganya. Bergitulah gambaran umum tentang nasib perempuan saat itu.

Baca: HARI IBU 2018 - Bisa Dicontek, Puisi Romantis Untuk Rayakan Hari Ibu Berbahasa Inggris dan Indonesia

Nasib perempuan penuh dengan ketergantungan.

Maka dari itu, Kongres Perempuan Pertama untuk menyuarakan pentingnya perempuan Indonesia atas haknya.

Salah satu hasil keputusannya adalah dibentuknya organisasi mandiri yang bernama Perikatan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII).

Menjadi Hari Ibu Berawal dari kongres itulah, akhirnya peran perempuan mulai mewarnai pergerakan Indonesia.

Mereka mempunyai wadah resmi untuk menyuarakan pendapat dan haknya.

Setelah kongres pertama, juga dilakukan Kongres ke II dan ke III.

Momen yang paling berkesan adalah ketika dilaksanakannya Kongres ke III pada 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung. Berawal dari situlah, diputuskan untuk menghargai jasa-jasa tentang perempuan setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

Pernyataan dari Kongres yang ini menjadikan Presiden Soekarno mengukuhkan secara resmi dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1959 bahwa Hari Ibu sebagai Hari Nasional.

Sejak saat itu dan sampai hari ini, setiap 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kongres Perempuan, Upaya Memperbaiki Nasib yang Jadi Cikal Bakal Hari Ibu"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved