TSUNAMI SELAT SUNDA

Benarkah Tsunami Selat Sunda Dipicu Erupsi Anak Krakatau? Ini Kata Ahli Vulkanologi & Ulasan PVMBG

PVMBG belum dapat menyimpulkan pemicu tsunami yang terjadi di Perairan Selat Sunda karena aktivitas Gunung Anak Krakatau

Editor: Mairi Nandarson
twitter/@usa_hakase
Gunung Anak Krakatau dan ilustrasi dari Shizuoka University 

TRIBUNBATAM.id, BANDUNG - Benarkah tsunami selat sunda karena akitiftas Gunung Anak Krakatau?

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum dapat menyimpulkan pemicu tsunami di Perairan Selat Sunda karena aktivitas Gunung Anak Krakatau tersebut.

Kabid Mitigasi Gunung Api Wawan Irawan mengatakan, tim harus melakukan pengecekan dan pendalaman ke lapangan.

Ia menyebutkan, jika dilihat dari kegempaan, tsunami yang terjadi di wilayah Selat Sunda bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

Baca: Aa Jimmy Korban Tsunami Banten di Selat Sunda. Kenangan saat Bertemu Aa Gym

Baca: Ifan Seventeen Unggah Ulangtahun Dylan Sahara usai Tsunami Selat Sunda

Baca: Penyebab Tsunami Selat Sunda Terkait Gunung Anak Krakatau? Ini Penjelasan PVMBG

Tremor atau getaran pada Gunung Anak Krakatau terjadi sejak bulan Juni. Letusan terbesar terjadi pada November 2018.

Dengan lontaran lava yang keluar, kecil kemungkinan berpotensi memicu tsunami.

"Kalau dari kegempaanya, jelas itu bukan karena letusan (Gunung Anak) Krakatau. Tapi yang perlu kita cek itu adalah apakah ada longsoran di tubuh Krakatau dan mengakibatkan tsunami. Itu juga kalau terjadi longsoran perlu yang besar sekali sehingga menimbulkan tsunami," kata Wawan, di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/12/2018).

Berdasarkan sejarahnya, longsoran pernah terjadi pada Gunung Krakatau tahun 1883.

Untuk memicu gelombang tsunami ini diperlukan longsoran yang masif (besar).

"Sejauh ini pernah terjadi di Krakatau itu pada tahun 1883. Salah satunya longsoran tubuh Gunung Krakatau itu. Besaran longsoran itu mungkin harus di atas VEI atau volcano eruption indeks-nya 6. Di Indonesia salah satunya yang satu itu ya tahun 1883 itu. Krakatau-nya yang longsor. Saat itu Krakatau ada tubuhnya juga terus hancur, kemudian tumbuh lagi dia," jelas Wawan.

Saat ini, tim PVMBG bertolak ke lokasi kejadian untuk mengecek langsung ke lapangan, memastikan apakah tsunami tersebut karena letusan Gunung Anak Krakatau atau ada pemicu lainnya seperti longsoran.

"Saat ini coba cek ke lapangan apakah betul pasang laut tsunami itu karena letusan Krakatau atau ada longsoran," kata dia.

Kasubid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat PVMBG Ahmad Solihin menilai, erupsi atau letusan Gunung Anak Krakatau sangat kecil kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.

"Kalau dari erupsi atau letusannya itu kemungkinan tidak sampai menimbulkan tsunami karena dari pantauan seismiknya juga erupsinya strombolian, itu seperti lontaran (semburan) lava pijar kayak air mancur tapi lava. Jadi kemungkinan kecil ini," ujar Ahmad Solihin.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved