14 TAHUN TSUNAMI ACEH
Kisah Tsunami Aceh 2004 - Kisah Romi Menolong Gadis 20 Tahun; Bawa Saya Bang, Kemana pun Abang Pergi
Hari ini, 14 Tahun lalu, atau tepat 26 Desember 2004, bumi Aceh berguncang hebat, yang tidak lama kemudian diikuti tsunami
Saya bertanya kepada teman saya itu, yang ketika itu sedang berlari ke arah timur, mendekati saya, "Ada apa, ada apa?".
Dia mengatakan, "Air laut naik..."
Saya belum percaya juga ketika itu karena sampai sebesar ini, seumur hidup, saya belum pernah mendengar dan melihat atau mengetahui bahwa air laut naik meluap ke daratan setelah terjadi gempa dahsyat.
Ketika itu saya buru-buru masuk kedalam mengambil segelas air putih dan sedikit makanan sambil membereskan barang-barang yang berserakan.
Kemudian terasa lagi di luar getaran gempa susulan.
Orang-orang berteriak lagi, "Romi..., keluar..., gempa lagi".
Mendengar teriakan itu saya cepat keluar untuk menyelamatkan diri sambil tak henti-hentinya mengucap "Lailahaillallah, lailahaillallah".
Sejenak saya berdiri di luar, melihat ke arah utara, barat dan selatan, masyaallah, gelombang besar berwarna hitam pekat sedang bergerak menuju ke arah saya, saya langsung lari.
Sejauh sepuluh meter saya lari, ketika itu saya sudah pasrah kepada Allah swt. Jika pun saya berlari saya tidak mungkin selamat karena tiga buah gelombang yang cukup besar dari tiga penjuru siap-siap menghantam saya Ketika itu dalam hati saya terus berucap, "Lailahaillallah..., astagfirullah...".
Dalam sekejap mata saya sudah dihantam gelombang itu.
Saya terhempas sejauh kira-kira sepuluh meter.
Kemudian saya tenggelam dan digulung-gulung dalam air hitam itu.
Saya sempat tersangkut di bawah badan mobil sedan yang saat itu juga sedang dibawa arus gelombang.
Kira-kira selama lima menit saya terbawa arus bersama mobil itu di bawah permukaan air.
Dalam kondisi kritis seperti itu dalam hati saya cuma bisa mengucapkan, "Lailahaillallah..., lailahaillalah."