LANGKA! Supermoon Kali Ini Bakal Dibarengi Gerhana Bulan. Ini Wilayah yang Bisa Melihat dengan Jelas
Di awal tahun 2019 tepatnya tanggal 21 Januari mendatang, diprediksi akan terjadi gerhana bulan dan disebut termasuk peristiwa langit spesial.
5. Kurang lima menit dari totalitas: Beberapa menit sebeleum (dan setelah) totalitas atau gerhana total, perbedaan kontras antara cahaya kuning perak pucat dan coklat kemerahan dari permukaan bulan menyebar ke seluruh lingkaran Bulan yang akan menciptakan fenomena indah yang kadang disebut "Efek Lentera Jepang".
6. Gerhana bulan total mulai: Ketika bagian terakhir Bulan masuk umbra, maka gerhana bulan total pun mulai.
Bagaimana bulan muncul kembali selama priode total tak ada yang tahu.
Kadang-kadang gerhana bulan total memunculkan kesan hitam abu-buat gelap yang hampir tak bisa dilihat.
Tapi saat ini Bulan bisa juga memercikan jingga terang.
Faktor yang membuat bulan bisa dilihat penuh saat gerhana total adalah cahaya matahari disebarkan dan dibiaskan ke sekeliling sisi Bumi oleh atmosfer kita.
7. Setengah total: Bulan kini bersinar sekitar 10.000 atau 100.000 kali redup dari pada beberapa jam sebelumnya.
Karena bulan bergerak ke sisi selatan dari bagian tengah umbra Bumi, gradasi warna dan tingkat keterangannya di lingkaran Bulan menjadi terlihat lebih gelap, dengan rona abu-abu kecoklatan.
Sementara itu, bagian bawahnya, yakni bagian di mana Bulan berada paling dekat ke tepi luar umbra, warnanya menjadi lebih terang, dengan rona kemerahan, jingga, dan bahkan putih lembut kebiruan.
Pengamat yang berada jauh di sinar terang perkotaan akan melihat bintang-bintang menjadi terlihat lebih besar ketimbang saat sebelum gerhana. Bulan akan berada pada konstelasi redup Cancer dan letaknya hampir di tengah antara Rasi Leo di timur (kiri atas) dan Rasi Gemini di barat (kanan bawah Bulan).
Kegelapan langit saat ini sangat menakjubkan. Lanskap di sekelilingnya dibalut rona suram. Sebelum gerhana, bulan purnama terlihat datar dan satu dimensi. Tetapi selama gerhana total, bulan purnama menjadi terlihat lebih kecil dan tiga dimensi.
Sebelum bulan masuk ke bayangan Bumi, suhu di permukaannya mencapai 266 derajat Fahrenheit (130 derajat Celsius).
Karena bulan tidak punya atmosfer, maka panas ini tak bisa dipantulkan ke ruang angkasa ketika bayangan Bumi lewat. Kini, berada dalam bayangan Bumi, suhu bulan turun drastis menjadi 146 derajat F (minus 99 C); atau turun 412 derajat F atau 229 derajat C, kurang dari 150 menit!
8. Gerhana bulan total berakhir: Bulan mulai muncul dari bayang-bayang umbra.
Segmen kecil pertama dari Bulan mulai muncul lagi, diikuti kembali beberapa menit kemudian oleh Efek Lentera Jepang.
9. 75 persen bulan muncul lagi: Sisa warna di dalam umbra kini mulai lenyap.
Dari sini, setelah bayangan gelap secara teori semestinya meninggalkan cakram bulan, bulan terlihat hitam dan tak berbentuk.
10. Bulan meninggalkan umbra: Bayang-bayang tengah nan gelap membuat bagian sisi kanan bulan (di barat) terlihat jelas.
11. Bayangan penumbra lenyap: Akhirnya, bayangan samar hilang dari bulan, gerhana bulan mulai berakhir.
12. Bulan meninggalkan penumbra: Gerhana"resmi" berakhir, begitu bulan sepenuhnya bebas dari bayangan penumbra. (*)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNBATAM.ID:
*Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Supermoon Akan Terjadi di Awal Tahun 2019, Berikut Jadwal & Daerah yang Bisa Menyaksikannya