TSUNAMI SELAT SUNDA

Hitungan Kerugian Akibat Tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan: Nilainya Ratusan Miliar Rupiah

Kepala Bappeda Lampung Selatan Wahidin Amin, dari hasil penghitungan sementara total kerugian dampak dari tsunami selat Sunda mencapai Rp 202 miliar

Editor: Mairi Nandarson
TRIBUN LAMPUNG/NOVAL ANDRIANSYAH
Personel Basarnas Lampung berada di tengah lokasi terparah yang terdampak tsunami di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu (23/12/2018). 

TRIBUNBATAM.id, LAMPUNG - Pemerintah kabupaten Lampung Selatan telah lakukan penghitungan sementara total kerugian akibat tsunami selat Sunda yang memporakporandakan kawasan pesisir Rajabada dan Kalianda.

Menurut Kepala Bappeda Lampung Selatan Wahidin Amin, dari hasil penghitungan sementara total kerugian dampak dari tsunami selat Sunda mencapai Rp 202 miliar.

Ini meliputi kerusakan sarana publik dan juga rumah masyarakat.

"Angka ini masih bersifat sementara. Karena kita masih terus melakukan update data. Bisa saja jumlahnya bertambah," kata dia usai rapat koordinasi, Rabu (16/1).

Dirinya mengatakan untuk kerusakan infrastruktur publik mencapai Rp 100 miliar.

Sedangkan untuk kerugian dari sarana hunian masyarakat, usaha dan lainnya mencapai Rp. 102 miliar.

Mulai Selasa (15/1), JNE Resmi Menaikkan Tarif Hingga 40 Persen. Ternyata Ini Pemicunya!

VIDEO VIRAL Bocah Kena Razia Saat Bawa Motor, Peluk Polisi & Ajak Janji Kelingking Agar Tak Ditilang

Siswi SMP Ini Dicabuli Pria Mabuk di Teras Rumah, Saat Nginap di Rumah Sahabatnya

Kabar Terbaru Ustaz Arifin Ilham Jalani Pengobatan di Malaysia: Sudah Sarapan, Makan Pelan-pelan

Wahidin mengatakan data tentang kerugian ini akan menjadi dasar untuk membuat rencana rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana tsunami.

Rencana rekonstruksi dan rehabilitasi ini akab segera disusun dan diajukan ke pemerintah pusat.

"Ini kita masih terus melakukan pendataan lagi. Segera akan kita susun rencana rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana untuk diserahkan kepada pemerintah pusat," tandas Wahidin.

2 Fakta Aneh yang Terjadi Pada Gunung Anak Krakatau

Saat ini Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami fenomena aneh pasca tsunami Selat Sunda. 

Bahkan GAK kini tingginya hanya 110 meter dan tak hanya itu, air laut di sekitarnya berwarna orange kecokrlatan. 

Pasca terjadi tsunami Selat Sunda pada 22 Desember lalu, aktivitas Gunung Anak Krakatau hingga kini masih menjadi sorotan.

Meski jumlah letusan sudah menurun, Gunung Anak Krakatau masih dalam status siaga.

Bagaimana tidak, air laut di sekitar GAK berubah warna menjadi orange kecoklatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved