Kakak Adik Bertengkar Gegara Batas Tanah: Aku Habis Membunuh Adikku, Antar Aku ke Kantor Polisi
Pelaku warga Desa Telawah, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, itu nekat menghabisi nyawa adiknya sendiri karena berselisih paham tentang batas tanah
TRIBUNBATAM.id, GROBOGAN - Radi (54), warga Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tewas bersimbah darah di dalam rumahnya setelah dibacok oleh kakak kandungnya, Wadiyo (72) menggunakan sebilah arit, Minggu (27/1/2019) pagi.
Pelaku warga Desa Telawah, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, itu nekat menghabisi nyawa adiknya sendiri karena berselisih paham tentang batas tanah warisan.
Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agus Supriyadi Siswanto mengatakan, kepolisian langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) beberapa saat setelah menerima laporan dari warga.
Jasad korban kemudian dibawa ke puskesmas terdekat untuk diperiksa.
Dari hasil pemeriksaan tim medis, pada fisik korban ditemukan beberapa luka akibat bacokan senjata tajam.
"Korban meninggal dunia di lokasi karena pendarahan serius," kata Agus kepada Kompas.com.
• ASIAN CUP 2019- Jadwal & Link Live Streaming Semifinal Piala Asia 2019 Iran vs Jepang, Jam 21.00 WIB
• Lakukan Ini, Wujudkan Tubuh Indah Seperti Jennifer Lopez
• Jarang Senyum, Ini Urutan Golongan Darah yang Bikin Orang Lain Segan, Kamu Masuk yang Mana?
• Dalang Kericuhan Pesta Pernikahan AG Masih Diburu, Ini Alasan Polisi Belum Pulangkan Pengantin Pria
Menurut Agus, sebelum kejadian, pelaku mendatangi rumah korban dengan megayuh sepeda ontel.
Saat itu, pelaku yang membawa arit menunggu korban di depan rumah karena korban sedang ke pasar bersama cucunya.
Sepulang dari pasar, korban dan pelaku kemudian terlibat pertengkaran karena permasalahan batas tanah warisan.
"Pelaku yang emosi kemudian membacok telinga bawah korban. Korban kemudian berlari ke dalam rumah membawa masuk cucunya. Pelaku lantas masuk dan membacok perut korban hingga tewas," kata Agus.
Sawah
Kapolsek Karangrayung AKP Sukardi menambahkan, permasalahan batas tanah warisan yang diperebutkan oleh pelaku dan korban adalah area persawahan.
Pelaku mengaku emosi karena korban terus saja berkata kasar dan membentak-bentaknya.
"Batas sawah yang dipermasalahkan pelaku dan korban. Sebagai kakak, pelaku emosi karena dimaki-maki," kata Sukardi.
Dijelaskan Sukardi, usai menghabisi nyawa adiknya, pelaku tidak melarikan diri.