Mindanao Semakin Memanas, Tiga Bom Meledak Pascaserangan Militer ke Markas Teroris BIFF
Ledakan pertama terjadi di Barangay Maranding, pusat bisnis Kota Lala, sedangkan ledakan lainnya terjadi di belakang balai kota di Kota Kauswagan.
Pada 27 Januari lalu, gereja katedral Katolik Roma di Jolo, ibukota provinsi Sulu di Filipina selatan, juga mendapat serangan bom.
Lima tersangka dalam ledakan mematikan ini telah menyerahkan diri kepada polisi, kata Direktur Jenderal Polisi Nasional Filipina (PNP), Oscar Jenderal Albayalde, Senin.
Salah satu dari mereka yang menyerah adalah Kammah Pae, alias Kamah, yang diduga anggota sub-kelompok Abu Sayyaf Ajang-Ajang, kata Albayalde.
Empat lainnya adalah Albaji Kisae Gadjali, alias Awag; Rajan Bakil Gadjali, alias Radjan; Kaisar Bakil Gadjali, alias Isal, dan; Salit Alih, alias Papong.
Albayalde mengatakan para tersangka memilih untuk menyerah karena operasi perburuan yang intens terhadap mereka.
Selama inspeksi di rumah Kamah, polisi menemukan perangkat peledak improvisasi (IED) dan komponen pembuat bom.
Para tersangka adalah anggota kelompok Abu Sayyaf yang beranggotakan 22 orang, dipimpin oleh Hatib Hajan Sawadjaan.
Kelompok itu diyakini bertanggung jawab atas pemboman 27 Januari atas Katedral Our Lady of Mount Carmel yang menewaskan 23 orang dan melukai 95 lainnya.
Polisi dan militer setempat masih memburu 14 tersangka lainnya, termasuk Sawadjaan yang dianggap sebagai dalang pemboman.
Di antara para tersangka bernama Makrim Habbisi, alias Makrim; Barak Ingug, alias Barak Abdulgani; Usman Aka Ubin; alias Arab Puti dan John Do.
Tiga tersangka lainnya, termasuk dua pembom bunuh diri, telah tewas. Seorang lagi, Ommal Yusop tewas dalam pengejaran polisi di Patikul, dua hari setelahnya.
Albayalde membenarkan bahwa dua pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami istri asal Indonesia.
Pelaku perempuan meledakkan bom pertama di dalam gereja, sementara suaminya melakukan hal yang sama di luar gereja, di saat situasi sedang panik.