BATAM TERKINI
FTZ Batam Disebut Aneh, Kepala BP Batam Tawarkan KEK ke Pengusaha: Kami Tak Paksa, Silahkan Pilih!
Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady menawarkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada pelaku usaha saat dialog investasi, Jumat (15/2/2019).
Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Edy Putra Irawady menawarkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada pelaku usaha saat dialog investasi yang berlangsung di ruang Balairungsari BP Batam, Jumat (15/2/2019).
Edy mengatakan, saat ini rata-rata kawasan industri di Batam tingkat okupansinya sudah naik. Rata-rata sudah penuh.
Sekarang tinggal keputusan dari pelaku usaha.
Apakah tetap memilih fasilitas di Free Trade Zone (FTZ) atau KEK enclave.
Edy memberikan rekomendasinya, jika memilih KEK enclave, maka kawasan itu bisa lebih cepat naik kelas.
Di luar kawasan itu, akan tetap berlaku fasilitas FTZ.
Penerapan KEK pun tak harus dibatasi pagar beton.
Nantinya pihak Bea dan Cukai akan menerapkan single dokumen. Saat ini pihak BC sedang membangun sistemnya.
"KEK ini dapat keleluasaan di bidang usaha. Mungkin dalam usaha, ada yang mau 100 persen asing, boleh. Tapi kalau di luar KEK, tak bisa karena dibatasi," kata Edy kepada wartawan.
Fasilitas lain yang hanya bisa didapatkan di KEK, sebutnya yakni tax holiday sampai 20 tahun. Kemudian sentralisasi dokumen.
"KEK ini memang super diskriminasi. Mudah pelayanannya karena ada sentralisasinya. Super diskriminasi dalam hal insentif dan bidang usaha," ujarnya.
Sementara untuk kemudahan keluar masuk barang ke kawasan, menurut Edy, sama saja antara FTZ dan KEK.
"Sekarang pilihan mereka mau cepat di industri tetap yang sekarang atau pindah KEK? Kami tak maksa. Silakan pilih," sambung Edy.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Menko Perekonomian RI, Susiwijono mengatakan, pilihan FTZ atau FTZ plus-plus atauKEK, sama-sama bertujuan agar Batam bisa berkembang dan perekonomiannya tumbuh.
Ia meminta perbedaan pendapat itu, tak perlu diperdebatkan untuk Batam lebih baik lagi.
• Batam Disebut Luar Negeri Karena FTZ, Pengusaha Gerah dan Ungkap Keanehan FTZ di Batam
• Gedung Terisi 90 Persen, Manajemen Bantah Kabar di Batamindo Sepi dan Banyak Gedung Kosong
• Investasi Mulai Bergeliat, Ini Daftar Perusahaan Baru yang Segera Hadir di Batam
• KABAR GEMBIRA! Bakal Butuh 2.000 Tenaga Kerja, 2 Perusahaan di Muka Kuning Batam Lakukan Ekspansi
• Kisah Pencari Kerja di Muka Kuning, Tak Dapat Kerja Dapat Pacar Pun Jadi, Yang Penting Makan Aman
Di sisi lain, memang perlu waktu untuk mengomunikasikan hal ini dengan semua pihak terkait.
Lepas dari itu, pemerintah tetap pada kebijakan arah Batam ke depan akan bertransformasi menjadi KEK.
Saat ini Dewan Kawasan Nasional KEK yang juga berada di Kemenko Perekonomian, sedang merumuskan aturan terkait hal itu.
"Kita sama-sama sadar, kondisi Batam berbeda, tak sama dengan daerah lainnya. Di daerah lain, KEK diterapkan di daerah kosong," ujar Susiwijono, Jumat (1/2) di Batam.
Sementara Batam, kondisinya sudah banyak perusahaan yang dibangun, baik di dalam kawasan industri maupun di luar kawasan.
"Makanya harus didesain KEK apa yang cocok dengan realitas yang ada di Batam. Kita sedang diskusikan ini," ujarnya.
• Jadwal Bola Live Persib Bandung Vs Arema FC, Main di Kandang, Ini Kata Miljan Radovic
• VIDEO Penangkapan Ular King Cobra 5 Meter di Dapur Restoran Hingga Pawang Terkena Tetesan Bisa
• Setelah Viral, Alyssa Daguise Katakan Cintai Diri Sendiri, Al Ghazali Pengakuan Kesalahan
• Doa Jorge Lorenzo Untuk Valentino Rossi yang Merayakan Ulang tahun Hari ini
• KPU Batam Bakal Butuh Tenaga Melipat Surat Suara, Tertarik Mendaftar?
• Resmi Hadir di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harga Jual BMW C 400 X
Dari pemerintah, lanjutnya, juga tengah merevisi aturan terkait KEK, dan fasilitas fiskal di dalamnya saat ini.
Mereka melakukan penyempurnaan terhadap aturan KEK sebelumnya, agar konsep KEK itu bisa cocok atau masuk dengan realita yang ada di Batam.
"Sekarang sedang finalisasi penyempurnaan aturan KEK, dan PP fasilitas fiskal di KEK," kata Susiwijono. (wie)