Perhatikan ini Sebelum Lihat Supermoon 19 Februari 2019 Malam

Supermoon 19 Februari 2019 malam ternyata disebut juga dengan Super Snow Moon.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN Fenomena alam supermoon atau bulan terlihat lebih besar dan lebih terang, terlihat di kawasan Jakarta Timur, Minggu (10/8/2014). US Naval Observatory, seperti dikutip dari CNN, menyatakan supermoon kali ini merupakan yang terbesar dan terterang tahun ini. Dua belas persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan fenomena supermoon yang pernah terjadi pada Januari 2014 lalu 

Karena berada di rasi bintang Leo, saat fenomena Super Snow Moon bulan akan berada di bujur langit yang sama dengan bintang Regulus.

Bintang Regulus adalah bintang yang paling terang dalam konstelasi Leo.
Selain itu akan ada planet yang berada di titik yang sama juga. Yaitu ada Venus dan Saturnus. Kemudian ada Merkurius dan juga Neptunus.

Rasi bintang Orion juga akan terlihat terang di bagian langit timur dan tenggara.
Rasi bintang lainnya yang terlihat ada Taurus, Gemini, dan Canis Major. Canis Major ini tempat tinggal bintang paling terang di langit malam yaitu Sirius.

3. Penjelasan mengapa jarak Bulan Bumi berubah-ubah

 Kalau Supermoon terjadi saat Bulan berada pada titik terdekat, berarti ada saatnya Bulan berada pada titik terjauh.

Jawabannya adalah karena orbit Bulan saat mengelilingi Bumi itu tidak bulat sempurna, tapi berbentuk elips atau oval, sama seperti orbit Bumi mengelilingi Matahari.

Orbit berbentuk elips inilah yang membuat jarak Bulan ke Bumi itu berubah-ubah.

Maka itu, kadang Bulan berada di titik terjauh, tapi bisa juga Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi.
Namun, kalau dihitung secara keseluruhan, jarak antara Bumi dan Bulan itu rata-rata sekitar 384 kilometer.

4. Terjadi beberapa kali dalam setahun

Dilansir dari Kompas.com dari Earthsky, Supermoon adalah bulan baru atau purnama yang terjadi saat Bulan berada dalam rentang 90 persen dengan jarak terdekatnya dengan Bumi.

Sepanjang malam tersebut, bulan akan muncul 7 persen lebih besar dan 16 persen lebih terang dari biasanya.
Di Indonesia, Supermoon sendiri baru ramai dibicarakan pada tahun 2011.

Peristiwa ini akan menujukkan ukuran bulan yang tampak lebih besar hingga 14 persen dari biasannya.
Fenomena Supermoon biasa terjadi hingga 6 kali dalam setahun.

5. Tak akan ada bencana alam

Peristiwa Supermoon ini tidak akan menyebabkan terjadinya bencana alam di Bumi.
Masih dari Bobo.Grid.ID, saat Bulan berada dalam fase baru dan purnama, memang hal ini berdampak pada pasang-surut air laut.

Supermoon juga memang membuat air laut menjadi naik sekitar 5 sentimeter karena adanya tarikan gravitasi yang lebih besar daripada biasanya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved