Kisah Lengkap Korban Banjir yang Diselamatkan di Jalan Tol hingga Pengakuan si Penyelamat

Kisah lengkap sekeluarga korban banjir Ngawi yang diselematkan di jalan Tol Ngawi-Kertosono.

SURYA/RAHARDIAN BAGUS
Arina Fitroh (35) dan dua anaknya Sifa Nurkaromah (5) Khamim Nurmahmudin (3), serta kakak kandung Fitroh bernama Arif Rosidi (47), empat warga Ngawi yang diselamatkan dari banjir oleh pengendara mobil di dekat Tol Ngawi-Kertosono, Jumat (8/3/2019). 

Empat warga tersebut adalah Arina Fitroh (35) dan dua anaknya Sifa Nurkaromah (5)dan Khamim Nurmahmudin (3), serta kakak kandung Fitroh bernama Arif Rosidi (47).

Setelah berhasil menyeberang tol dan memastikan adik serta dua keponakannya aman, Arif kembali ke rumah untuk mengevakuasi ibunya yang masih terjebak banjir di dalam rumah.

Sedangkan ayahnya, Mahmud (70) sudah lebih dahulu mengungsi di Dusun Klumpit, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

Untuk diketahui, sehari-hari, ia tinggal bersama adiknya, Arina Fitroh (35) dan dua keponakannya Sifa Nurkaromah (5) dan Khamim Nurmahmudin (3), serta orangtuanya, Mahmud (70) dan Istianah (69).

Sekitar pukul 18.00 WIB, setelah beristirahat beberapa jam di sebuah musala di Dusun Klumpit, dia akhirnya kembali ke rumahnya untuk menjemput ibunya.

Untuk bisa mencapai rumahnya, Arif harus berenang menyusuri underpass tol perbatasan antara Dusun Sumberejo dengan Dusun Klumpit, Desa Kersikan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi dalam kondisi gelap.

"Kondisi waktu itu gelap, saya berenang ke rumah untuk jemput ibu saya," katanya.

Ia mengatakan, karena arus banjir pada saat itu cukup deras, ia harus merayap dan berpegangan tembok beton underpass.

"Saya pegangan lubang-lubang kecil yang di tembok itu," katanya.

Detik-detik satu keluarga selamatkan korban banjir di Tol Ngawi yang nyaris tenggelam. (YouTube Hasto Santoso)
Karena kedinginan dan jarak yang cukup jauh, kedua kakinya sempat mengalami kram dan ia nyaris tenggelam.

"Saya sempat kram, namun ada seorang warga yang menolong. Setelah istirahat sebentar, saya melanjutkan perjalanan," katanya.

Setibanya di rumahnya, ibunya masih berada di dalam rumah yang sudah tergenang air setinggi sekitar satu setengah meter.

Ibunya naik di atas tangga bambu yang dipasang di dinding di dalam rumah.

Karena sudah tidak memiliki tenaga untuk mengevakuasi ibunya, Arif memutuskan untuk tetap tinggal di dalam rumah bersama ibunya, menunggu pertolongan.

Padahal, sejak pagi ia dan ibunya belum sempat makan.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved