BREAKING NEWS - Pelaku Bom di Sibolga Belum Menyerah, Berkaitan dengan Penangkapan di Lampung

Husein alias Abu Hamzah, terduga teroris yang meledakkan bom di Sibolga diduga masih terkait dengan terduga teroris yang ditangkap di Lampung, Sabtu

Facebook
Suasana di Sibolga setelah bom meledak. Warga dilarang polisi masuk rumah 

TRIBUNBATAM.ID, SIBOLGA - Husein alias Abu Hamzah, terduga teroris yng meledakkan bom di Sibolga diduga masih terkait dengan terduga teroris yang ditangkap di Lampung, akhir pekan lalu.

Bom meledak di Jalan Cendrawasih, Selasa (12/3/2019) siang, sekitar pukul 14.50 WIB, saat polisi hendak menangkap Abu Hamzah.

Akibat ledakan itu, ada beberapa orang yang terluka, termasuk anggota polisi.

Pelaku Peledakan Bom Sibolga Dikepung, Anak dan Istri Dijadikan Sandera, Polisi Upayakan Negosiasi

Bom di Sibolga Meledak di Rumah Terduga Teroris Saat Hendak Ditangkap. Ada Polisi Terluka

UPDATE Terbaru Bom Sibolga, Satu Orang Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Namun hingga saat ini, baru dua korban luka yang terkonfirmasi, keduanya warga setempat.

Polisi masih mengepung Jalan Mojopahit, Gang Sekuntum, kediaman Abu Hamzah.

Informasi yang beredar, Abu Hamzah tidak mau menyerah, menyandera istri dan anaknya yang masih berada di dalam rumah.

Hingga menjelang malam, polisi masih melakukan negosiasi agar keluarga tersbut menyerahkan diri.

Seorang warga melalui akun Facebook bernama Dhany Ciie Cweg AQuarius menyiarkan video terakhir, mengatakan bahwa terduga teroris masih dikepung.

Sementara warga juga masih belum boleh masuk rumah.

Panangkapan Abu Hamzah merupakan pengembangan dari penangkapan dua teroris pada akhir pekan lalu di Lampung dan Pontianak.

Dalam dua hari, Sabtu dan Minggu (10/3/2019), Densus 88 Antiteror menangkap dua terduga teroris di tempat terpisah.

Satu terduga teroris ditangkap di Lampung, Sabtu, dan sehari setelahnya, satu orang lagi ditangkap di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan barang bukti tiga bom rakitan.

Rinto Hendak Beraksi di Jakarta

Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris bernama Rinto Sugianto alias Putra Suhada di Lampung.

Rinto ditangkap di kediamannya yang beralamatkan di Jl Sam Ratulangi Gg. Suhada RT 02 Lk 02, Kel. Penengahan Raya, Kec. Kedaton, Bandar Lampung, sekira pukul 17.00 WIB.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Rinto merencanakan perbuatan amaliyah di Polda Lampung dan Jakarta.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rinto kepada orangtuanya sendiri.

"Ia sudah menyampaikan statementnya kepada orangtua akan melakukan amaliyah baik di Polda Lampung dan di Jakarta," ujar Dedi, Senin (11/3/2019).

Dedi mengatakan bahwa Rinto sudah diintai sebelumnya oleh Densus 88 karena terindikasi terpapar oleh jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Ia sendiri dikabarkan sudah lama tidak pulang ke kediamannya.

Rumah terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Penengahan, Kedaton Bandar Lampung.
Rumah terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Penengahan, Kedaton Bandar Lampung. (TRIBUNLAMPUNG.co.id/HANIF MUSTAFA)

Oleh karena itu, kata Dedi, Satgas Antiterorisme dan Radikalisme Polda Lampung di-back up Densus 88 terus mengawasi pergerakan yang bersangkutan.

Penangkapan Rinto bermula atas laporan orangtuanya kepada aparat setempat bahwa yang bersangkutan sudah pulang ke kediamannya.

"Aparat setempat melakukan pengecekan, betul yang bersangkutan kembali ke rumah. Segera mungkin dari tim dan Densus melakukan upaya paksa terhadap yang bersangkutan," kata Dedi.

Adapun sejumlah benda-benda mencurigakan yang diduga bom diamankan saat penggeledahan di kediaman Rinto oleh tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).

"Kemudian setelah dilakukan penggeledahan ada benda-benda yang dicurigai. Benda-benda yg dicurigai ini telah diamankan tim jihandak satbrimob Polda Lampung. Ini sedang didalami dan terus akan dikembangkan kelompok atau jaringan tersangka Rinto," tukasnya.

Penangkapan di Pontianak

Sedangkan terduga teroris yang ditangkap di Pontianak, Kalimantan Barat bernama Panji Kumbara alias Salim Salyo.

Panji, ditangkap pada Kari Minggu (10/3) sore, sekira pukul 15.15 WIB sebelum sempat hendak melakukan aksi "amaliah" dengan sasaran aparat kepolisian.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan dari penangkapan tersebut, pihaknya berhasil mengamankan sejumlah barang bukti mulai dari potongan paku hingga bom rakitan.

Bom rakitan yang ditemukan di lokasi, disebut Dedi, mengarah kepada bom yang biasa digunakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Dari hasil pemantauan terhadap pelarian saudara P, yang bersangkutan berhasil diamankan dengan berbagai barang bukti. Barang bukti itu sudah mengarah kepada pembuatan bom rakitan. Bom-bom ini biasa dipakai oleh Kelompok JAD," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/3/2019).

"Bisa dilihat ada potongan-potongan paku, baut, potasium, dan kaleng-kaleng sudah disiapkan," imbuhnya.

Jenderal bintang satu itu menyebutkan pihaknya berhasil mengamankan sejumlah bom yang telah dirakit maupun yang akan dirakit nantinya.

Bom-bom rakitan tersebut, lanjutnya, diduga akan digunakan untuk menyerang pihak kepolisian seperti telah direncanakan yang bersangkutan.

Terduga teroris yangb ditangkap di Pontianak
Terduga teroris yangb ditangkap di Pontianak (Tribun Pontianak)

"Di Kalimantan Barat, (bom) yang berhasil diamankan sudah ada yang dirakit, sedang dibongkar, ada yang sedang mau dirakit oleh bahan-bahan yang dibeli oleh pelaku," jelasnya.

Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu mengatakan Densus 88 tengah melakukan pemeriksaan secara mendalam kepada terduga teroris tersebut.

"Saat ini tersangka sedang dalam proses pemeriksaan oleh Densus 88. Sedang didalami jaringannya dan rencana-rencana yang akan dilakukan," tukas Dedi.

Dilansir dari Tribun Pontianak, Ketua RT di lokasi penangkapan yang bernama Sulio mengatakan bahwa anggota Densus menggeledah tempat tinggal Panji di RT 01/RW 14, Kubu Raya, Pontianak.

"Saya itu kemarin baru pulang sebentar dari tempat kerja, terus di panggil sama polisi. Di depan masjid sudah ramai polisi," katanya.

Panji, kata Sulio, dijemput polisi di depan gang ke lingkungan tempat tinggal mereka, sementara dirinya kemudian dipanggil untuk menyaksikan penggeledahan.

Di tempat penggeledahan, ia tidak melihat benda yang mencurigakan, tetapi dirinya tak mengetahui secara pasti apakah ada penggeledahan di tempat lain.

"Kalau di situ si Ndak ada, tapi saya Ndak tau kalau ada lokasi lain yang digeledah,"ungkapnya.

Sulio mengatakan, bahwa selama Salim Salyo tinggal di sana, ia dikenal sebagai warga yang baik dan tak pernah bermasalah. 

"Selama ini bagus-bagus kok. Kalau selama ini jelek ya kita ddak heran, tapi kita heran, ini kan dia baik-baik aja," tuturnya.

Pemilik warung di depan gang bernama Fatimah mengatakan bahwa penangkapan itu berlangsung sangat cepat dan warga sekitar dilarang mendekat oleh polisi.

Fatimah mengaku tak mengetahui banyak tentang pribadi Salim karena memang dirinya jarang berkomunikasi dengan orang tersebut..

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved