Pelaku Penembakan di Selandia Baru Mengaku Tak Bersalah dan Tidak Menyesal

Pelaku Penembakan Brutal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) sudah diamankan petugas kemanan setempat. Ia bernama Brento

Editor: Eko Setiawan
ist
Brenton Tarrant (28), pria asal Australia yang disebut sebagai pelaku penembakan brutal di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). 

“Ebba (sic) kematian di tangan para penjajah, penghinaan atas kematiannya yang kejam dan ketidakmampuan saya untuk menghentikannya menerobos sinisme saya sendiri seperti palu godam. Saya tak bisa lagi abaikan lagi serangan itu," katanya.

Dia mengatakan serangan itu juga terinspirasi oleh perjalanan yang dia lakukan ke Prancis pada 2017.

Ebba Akerlund (11) korban serangan teror di Stokholm (Supplied)

“Selama bertahun-tahun saya telah mendengar dan membaca invasi Prancis oleh orang-orang non-kulit putih, banyak rumor dan cerita yang saya yakini berlebihan, dibuat untuk mendorong narasi politik.

“Tetapi begitu saya tiba di Prancis, saya menemukan kisah-kisah itu tidak hanya benar, tetapi juga sangat meremehkan. Di setiap kota Prancis, di setiap kota Prancis, para penjajah ada di sana. ”

Masa kecil Brenton Tarrant sebagai anak yang hidup teratur dan tak bermasalah namun tercatat Brenton Tarrant juga tak lulus sekolah.

Brenton Tarrant mengatakan ia juga menjalani hidup dari uang penghasilan di Bitconnect.

Tarrant mengatakan dia tidak merasa menyesal atas serangan itu." Dia juga mengatakan ada "komponen rasial untuk serangan itu" dan menggambarkannya sebagai "anti-imigrasi" dan "serangan atas nama keanekaragaman" .

Dia juga mengatakan dia akan mengaku tidak bersalah jika dia selamat dan pergi ke pengadilan.

Posting di forum 8chan, pengguna yang mengidentifikasi dirinya sebagai Tarrant mengumumkan dia akan melakukan serangan itu.

Duta Besar Membenarkan Penembakan

Saat dikonfirmasi oleh Tribunnews, Tantowi Yahya selaku Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Tonga membenarkan adanya aksi penembakan tersebut.

Dubes Tantowi Yahya menjelaskan dua WNI yang menjadi korban penembakan masjid di Selandia Baru. WNI itu adalah ayah dan anaknya ketika salah jumat.

Politikus Partai Golkar tersebut belum bisa memastikan apakah ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa penembakan brutal di Christchurch, Selandia Baru.

Penembakan  brutal terjadi di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) waktu setempat.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved