Penembakan Trem di Utrecht Belanda, 3 Orang Tewas, Polisi Kejar Pelaku dengan Helikopter
Dunia masih berduka terkait aksi penembakan di Christchurch, Selandias Baru, kasus penembakan kembali terjadi, kali ini di Utrecht, Belanda.
Keamanan telah ditingkatkan di bandara Schiphol dan pusat transportasi lainnya.
Anak-anak di sekolah terdekat telah diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah.
Perdana Menteri Mark Rutte menghentikan rapat pagi dan partai-partai koalisi untuk diberi pengarahan tentang insiden itu.
Ditanya tentang kemungkinan motif teroris, Mark Rute menjawab pihaknya akan menyelidiki hal itu sepenuhnya.
"Kami akan menyelidiki itu sepenuhnya, tetapi saya sangat prihati," ujar Mark Rute.
Kepolisan Utrecht menginformasikan lewat Twitter-nya bahwa kemungkinan motif terorisme menjadi salah satu bahan investigasi.
NRC, media setempat mengatakan penembak muncul dan menargetkan orang yang tengah duduk di kursi.
"Kondektur tidak bisa langsung membuka pintu, tetapi dua pemuda di sebelahku menghancurkan jendela sehingga aku bisa keluar," mengutip NRC via Dutchnews.nl.
Seorang saksi mata lain mengatakan kepada penyiar lokal RTV Utrecht bahwa dia melihat seorang wanita berbaring di tanah.
"Saya tidak melakukan apa-apa," ucap wanita yang berbaring itu.
"Kurasa dia berusia 20 hingga 35 tahun," kata Jimmy de Koster.
"Saya mendengar tiga tembakan dan empat orang berlari ke arahnya dan mencoba menyeretnya. Kemudian saya mendengar lebih banyak tembakan dan orang-orang melepaskannya. Itu kacau," lanjutnya.
Kerahkan Helikopter
Radio Belanda mengatakan tingkat keamanan pun telah ditingkatkan.
"Beberapa tembakan terjadi di dalam trem dan beberapa orang terluka. Helikopter di tempat kejadian, tapi pelaku masih belum ditangkap," kata juru bicara polisi Joost Lanshage, seperti dilansir dari The Guardian, Senin (18/3/2019).