BATAM TERKINI
Kepala BP Batam Blak-blakan Penyebab Biaya Logistik Batam Mahal, Tak Terkait Biaya Angkutan Laut
Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady akhirnya blak-blakan terkait penyebab mahalnya biaya logistik Batam yang selama ini dikeluhkan para pengusaha.
Penulis: Dewi Haryati |
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana mengatakan, dalam jangka pendek pihaknya akan mendatangkan 3 unit HMC dan beberapa peralatan pendukung lainnya ke pelabuhan Batuampar, Batam.
"Diharapkan semua ini, dalam satu bulan ada perubahan kegiatan di kepelabuhanan. Demikian juga produktivitas meningkat. Kalau sekarang 1 jam bisa 8 kontainer, nanti 1 jam targetnya 30 kontainer," kata Bambang.
Sementara untuk jangka menengah, ia mengatakan perlu waktu 1 tahun untuk mendatangkan container crane ke Batam.
"Supaya kapal 2500 TEUs bisa masuk ke Batam. Kita tak bicara pelabuhan Batuampar jadi yang terbaik, tapi sejauh mana biaya logistik bisa diturunkan. Pelabuhan Batam bisa modern," ujarnya.
Deadline hingga Akhir April
Sebelumnya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberi tenggat waktu satu bulan hingga akhir April, biaya logistik Batam harus bisa diturunkan.
Hal ini disampaikan JK saat melakukan rapat koordinasi di ruang Marketing Center Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Saat itu, sejumlah pihak terkait ikut diundang dalam pertemuan tertutup tersebut.
"Kita baru selesai rapat bersama pak Menko, gubernur, wali kota, kepala BP. Pertama, untuk meyakinkan bahwa efisiensi di pelabuhan Batuampar bisa segera jalan. Biayanya tak lebih mahal dibanding daerah lain," kata JK kepada wartawan, Selasa (2/4/2019) siang.
Seperti diketahui, tarif logistik Batam ke Singapura memang kerap dikeluhkan pelaku usaha.
Meski jaraknya terbilang dekat, justru tarif logistik dari Jakarta-Singapura lebih murah dibanding Batam-Singapura.
Terhadap mahalnya biaya logistik Batam-Singapura ini, JK menyebut beberapa faktor penyebabnya.
"Banyak biaya-biaya yang tak perlu. Tentunya karena pelabuhan kita boleh dibilang masih situasi 30-40 tahun lalu. Cranenya masih crane biasa bukan gantry crane. Masih ada gudang-gudang yang tak dipergunakan lagi," ujarnya.
Selain itu, untuk biaya kontainernya juga masih diperiksa di Singapura.
"Saya minta diperiksa di Batam saja, sehingga semuanya menghemat. Setidaknya (tarif logistik dari Batam) tak lebih mahal daripada Tanjungpriok. Harus lebih murah dari Tanjungpriok," tegasnya. (tribunbatam.id/dewi haryati)