Asmara hingga Ekonomi, Motif Dibalik Pembunuhan Mayat Tanpa Kepala dalam Koper Mulai Terkuak
Polisi mulai menemukan titik terang terkait penemuan jasad guru honorer Budi Hartanto, Rabu (3/4/2019) kemarin. Ada sejumlah motif diduga pemicunya.
TRIBUNBATAM.id - Kematian guru honorer bernama Budi Hartanto yang jasadnya ditemukan tanpa kepala perlahan mulai terkuak.
Polisi mulai menemukan titik terang terkait penemuan jasad guru honorer Budi Hartanto pada Rabu (3/4/2019) kemarin.
Melansir Tribun Jatim, jasad guru honorer Budi Hartanto ditemukan didalam sebuah koper dengan kondisi tubuh tidak utuh.
Bagian kepala korban hilang akibat dipenggal oleh pelaku pembunuhan yang saat ini masih diburu polisi.
Polisi pun memprediski sejumlah motif pembuhan yang menewaskan guru honorer di wilayah Kediri, Jawa Timur.
Saat ini jasad korban pun sudah dimakamkan oleh pihak keluarganya setelah dilakukan otopsi.
• Bawa Uang Banyak dan Sempat Pamit Keluar, Begini Kesaksian Ibu Budi Hartanto, Mayat Dalam Koper
• Bolehkah Memeriksa Ponsel Milik Pasangan? Simak Penjelasan Psikolog
• Baking Soda hingga Daun Jambu Biji, Ini Dia 4 Bahan Alami Untuk Bersihkan Karang Gigi
• Playboy China. Kencani 19 Wanita Dalam Dua Tahun, 4 Melahirkan dan 2 Sedang Hamil. begini Modusnya
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan ada sejumlah motif yang diduga menjadi penyebab kematian korban.
Menurutnya, sedikitnya ada tiga kemungkinan motif yang menjadi spekulasi banyak pihak.
Seperti motif asmara, dendam pribadi hingga motif ekonomi yang hingga kini masih dalam pendalaman polisi.
"Ada yang berspekulasi masalah asmara, masalah dendam, masalah ekonomi," lanjutnya seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jatim.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan motif yang dipikirkan pelaku hingga tega memutilasi guru kesenian di SDN Banjarmlati yang berstatus sebagai guru honorer itu.
"Penjelasan motif akan kami ekspos secara utuh Ketika pelakunya sudah tertangkap," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).
Kombes Pol Frans Barung Manger tidak menjelaskan secara rinci motif Asmara dan motif dendam pribadi, selama proses penyidikan masih berlangsung.
Namun, dugaan pembunuhan bermotif ekonomi, bagi Frans Barung, terbilang cukup logis, mendasari perbuatan pelaku. Lantaran, beberapa benda pribadi korban seperti motor, ternyata tidak diketahui keberadaannya.
"Karena beberapa barang seperti motor juga hilang," ungkapnya.

Disisi lain, jenazah Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri yang mayatnya ditemukan dalam koper tanpa kepala di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, sudah dimakamkan keluarganya.
Jenazah Budi Hartanto dimakamkan di Pemakaman Umum Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Kamis (4/4/2019) dini hari.
Jenazah korban tiba di rumah duka pada Rabu (3/4/2019) tengah malam.
Namun, pihak keluarga memakamkan jasad Budi Hartanto tanpa kepalanya alias tidak utuh jasadnya.
Sebab, bagian kepala korban sampai saat ini belum ditemukan dan masih dalam pencarian pihak kepolisian.
Sementara itu, prosesi pemakaman sendiri usai sekitar pukul 02.00 WIB
Kepala Dipenggal
Polisi masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik RS Bhayangkara Kediri.
"Kami belum bisa sampaikan hasil autopsi secara detail. Kami masih menunggu hasil resmi dari dokter forensik," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).
Heri mengatakan dari hasil visum luar kondisi kepala korban terpenggal.

Posisi kepala korban terpenggal mulai dari pangkal leher.
Selain itu, korban juga mengalami luka akibat benda tajam di beberapa bagian tubuhnya.
"Kepalanya putus mulai dari pangkal leher," ujar Heri.
Dikatakannya, mayat korban sudah dibawa pulang oleh keluarganya dari kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar ke Kediri, Rabu (3/4/2019) malam.
Polisi juga sudah melakukan tes DNA terhadap orang tua korban.
"Jenazahanya, semalam langsung dibawa pulang oleh keluarganya," katanya.
Percakapan WhatsApp Terakhir
Isi chat WhatsApp (WA) terakhir Budi Hartono (28), guru honorer asal Kabupaten Kediri, yang mayatnya ditemukan termutilasi tanpa kepala di dalam koper diungkap keluarga.
Menurut paman korban, guru honorer itu sempat berkomunikasi dengan seorang rekannya melalui WhatsApp (WA), Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 22.55 WIB.
"Itu kontak terakhir korban dengan rekannya yang juga guru," ungkap Nasuha, paman korban kepada wartawan Surya.co.id, Rabu (3/4/2019) malam.
Kontak terakhir korban dengan rekannya, menurut Nasuha, terkait dengan obrolan gurauan.
Namun setelah kontak terakhir, HP (ponsel) milik korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sampai sekarang.
Kepala Masih Hilang
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, mengatakan bahwa saat ini polisi masih fokus mencari kepala korban yang diduga guru honorer asal Kediri tersebut.
"Betul, saat ditemukan kondisi mayat korban tanpa kepala dimasukan dalam koper.
Sekarang kami fokus mencari kepala korban," kata AKP Heri Sugiono.
AKP Heri mengatakan polisi fokus mencari kepala korban mulai dari rumahnya di Kediri sampai di lokasi penemuan mayat korban di Udanawu, Kabupaten Blitar.

Satreskrim Polres Blitar Kota sudah berkoordinasi dengan Polres Kediri Kota untuk mencari kepala korban.
"Kami juga berkoordinasi dengan tim Jatanras Polda Jatim," ujarnya.
Dikenal Gemulai dan Punya Banyak Bisnis
Kerabat korban, Surahmat mengatakan kalau sosok Budi Hartono dikenal sebagai pria yang berperilaku gemulai.
"Budi (korban) mbanceni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua," kata Surahmat saat berada di kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, Rabu (3/4/2019) malam dikutip dari Surya.co.id.
Selain menjadi guru honorer, Budi juga memiliki bisnis kecil-kecilan, berjualan di GOR Jayabaya serta jual beli HP (ponsel).
Pemuda itu pun dikenal kreatif dan banyak memiliki usaha.
Seperti usaha warung dan sewa mobil. (tribunbogor)
*Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kematian Guru Honorer yang Jasadnya Tanpa Kepala Mulai Terkuak, Motif Asmara-Dendam Diduga Pemicunya