BATAM TERKINI
Limbah B3 Cemari Pantai di Kawasan Resort Nongsa Batam
Limbah sludge oil, termasuk limbah B3, bertebaran di sepanjang pantai kawasan resort di wilayah Nongsa, Batam, Kepri.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id - Limbah sludge oil, termasuk limbah B3, bertebaran di sepanjang pantai kawasan resort di wilayah Nongsa, Batam, Kepri.
Limbah berwarna hitam itu belum diketahui sumbernya.
Ahmad perwakilan pihak resort Turi Beach menyampaikan, datangnnya limbah oli hitam ini sejak kemarin sore.
"Siang itu dari kejauhan sudah keliatan, sore baru terbawa arus sampai ke sini," katanya saat ditemui di lokasi limbah, Rabu (10/04/2019).
Pantaun Tribunbatam.id, bau menyengat limbah sangat tercium jelas. Laut yang tercemar oleh limbah tersebut juga sudah tampak mengiasi bibir pantai.
Saat dilokasi beberapa petugas dari DLH Batam, Ditpam Batam, PSDKP Batam, KP3K satker Tanjungpinang, serta personil Ditpolairud juga sedang turun kelokasi.
Tampak salah satu petugas PSDK Batam mengambil sampel limbah dengan membawa satu botol yang sudah dilumuri warna hitam kental tersebut.
Sejauh ini, para petugas tersebut tengah mengamati limbah tersebut.
Kejadian tiap tahun
Pihak resort yang terkena dampak limbah B3 (sludge oil) berwarna hitam kental ini pun bingung akan fenomena ini.
Sebab dari kurun tiga tahun belakangan ini, setiap awal tahun pada bulan januari sampai April pasti akan kedatangan tamu tak diundang ini, yakni limbah tersebut.
Berbagai upaya pun sudah dilakukan pihak resort yang terkena limbah tersebut. Baik melaporkan, sampai didatangi beberapa intansi yang terkait akan hal itu.
Namun, sampai yang ketiga kalinya ini, siapa yang membuang, dan hasil penyelidikan pihak terkait pun belum ada yang mengungkap.
"Pastilah kita mengeluh, soalnya dampaknya dengan para tamu kita. Ada yang sampai pulang lebih awal dari jadwal menginap, dan bahkan sampai membatalkan untuk menginap," kata Ahmad salah satu pihak resort yang terkena dampak, Rabu (10/04/2019).
Ia menuturkan, untuk hari ini saja membersihkan limbah tersebut sudah sebanyak 40 an karung yang menampung.
"Soalnya kalau gak cepat dibersihkan pasir pantai akan hitam dan melekat, pastilah tidak cantik lagi," ujarnya dengan nada mengeluh.
Sejauh ini, pihak resort belum mendapat komplen dari para tamunya dengan datangnya limbah tersebut.
"Sampai saat ini belum ada mas, mudah mudahan jangan sampai ada. Tentu dampaknya kunjungan tamu akan turun," sebutnya.
Pantauan Tribunbatam.id, sejumlah touris tampak menelusuri jembatan kayu yang menghubungkan dengan lokasi yang menjadi tempat makan bersama di resort tersebut.
Saat berjalan beriringan, terlihat bebrapa touris menunjuk kearah laut yang sedang tercemar limbah tersebut. Namun, apakah karena limbah itu, awak Tribun tidak dapat berkesempatan untuk berbincang kepada touris tersebut.
Sementara itu, Rika, Staf BPSPL Padang Satker Tanjungpinang yang turun juga kelokasi mengecek menyebutkan, saat menggunakan kapal bersama intansi terkiait lainya ke pertengahan laut, bau oli masih terasa tercium.
"Perairan tengah masih kecium bawak oli ini. Tapi sejauh ini melihat secara kasat mata saja belum ada trumbu karang yang rusak, yang ditakutkan saat surut nanti pasti lengket ke trumbu karang," ujarnya.
Selan itu, sampai saat ini juga belum ada laporan yang masuk kematian biota laut atas limbah ini.
"Kalau tahun lalu ada satu duyung yang mati terdampar di Nongsa akibat limbah ini. Tapi ini belum ada," sebutnya.
Ia pun akan segera membuat laporan atas temuan limbah ini. Serta melakukan koordinasi dengan intansi yang berwenang dalam pengamanan jalur perairan Internasional
"Memang depan pantai resort dikawasan ini menjadi jalur laut kapal kapal besar. Dan untuk memastikan dari mana sumber limbah ini, kita akan berkoordinasi dengan pihak yang mengamankan laut perbatasan Indonesia," ucapnya.(dra)