Harga Tiket Pesawat Mahal, Pedagang di Pusat Grosir: Dulu Jual Kopi Dapat Rp 2 Juta, Sekarang Susah

Para pengusaha grosir besar yang biasanya menjadi buruan para pedagang luar daerah di seluruh tanah air mengeluhkan dampak harga tiket pesawat mahal.

screenshot change.org/twitter/andisam
Protes Warganet Harga Tiket Mahal dab petisi minta harga tiket domestik diturunkan 

Yadi mengatakan, ini bukan klaim dia semata. Tapi, berdasarkan keluhan sejumlah pelanggannya dari daerah. Beberapa memang masih melakukan pembelian rutin, sekalipun harga tiket pesawat mahal.

Tapi, tak sedikit pelanggannya dari daerah yang kini membeli via telepon, tidak datang langsung ke toko. Mereka meminta barang dikirim lewat jasa ekspedisi. “Jatuhnya memang jauh lebih murah dibanding bagasi pesawat,” kata Yadi yang berharap kondisi ini segera berlalu agar bisnisnya bisa kembali lancar seperti sedia kala.

Hanya, untuk menyiasati kondisi tersebut, Yadi pun mulai gencar memasarkan produknya secara daring. “Malah, pesanan via online lebih banyak ketimbang yang datang langsung ke toko,” imbuhnya.

Wahyu dan Yadi masih bisa jualan. Ada pedagang yang terpaksa menutup kiosnya lantaran sepi pembeli.

Fahira, pegawai Tyan Veil Hijab di lantai dasar Thamrin City, menuturkan, sekarang kios milik bosnya tinggal satu dari sebelumnya empat gerai. “Sejak pembeli semakin sepi, kami tidak kuat lagi buat buat bayar sewa dan operasional kios,” jelas dia.

Menurut Fahira, pembeli sepi sejatinya sudah terasa sejak belanja online kian marak. Tren ini membuat penjualan Tyan Veil Hijab jeblok hingga 40% dibanding tiga tahun lalu.

Nah, ditambah kenaikan harga tiket pesawat, jumlah pengunjung yang datang buat berbelanja ke kiosnya pun makin menyusut. Kondisi ini sangat memukul usaha sang bos.

“Banyak yang ngeluh, mahal banget sekarang tiket pesawat. Bahkan, ada pelanggan saya dari daerah yang memilih pakai mobil daripada naik pesawat, ya, mungkin sekalian jalan-jalan di Jakarta,” ungkapnya.

Dampak dari pengunjung yang sepi tentu menular ke para penjaja makanan di Thamrin City. Indra, karyawan Maw Kopi yang terletak di teras Thamrin City, menyatakan, omzet kedainya turun selama satu bulan belakangan.

“Mulai merasakan sepinya penjualan sejak sebulan terakhir,” ucap dia.

Sebelumnya, Indra mengaku, dalam sehari bisa membuat hingga 100 gelas kopi. Sekarang, hanya puluhan gelas saja. Alhasil, biasanya kedai mengantongi omzet Rp 2 juta per hari, kini tinggal separuhnya

Meski begitu, Indra tak serta merta menyalahkan harga tiket pesawat yang mahal, sehingga berpengaruh terhadap penurunan angka kunjungan ke Thamrin City. “Ya, mungkin karena peminat ke Thamrin City juga lagi kurang,” ujarnya.

Siang itu, pengunjung yang mampir ke Maw Kopi memang tidak begitu banyak. Indra dan dua rekannya yang menjaga kedai tersebut lebih banyak santai sambil memainkan handphone masing-masing. “Padahal biasanya, kami jarang santai seperti ini,” imbuh dia.

Lewat jalur laut

Syahriyanto, petugas Satuan Pengamanan (Satpam) Thamrin City tak menampik jumlah pengunjung Thamrin City yang belakangan menurun. “Memang sekarang agak sepi, sudah sekitar satu bulan,” kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved