Harga Tiket Pesawat Mahal, Pedagang di Pusat Grosir: Dulu Jual Kopi Dapat Rp 2 Juta, Sekarang Susah

Para pengusaha grosir besar yang biasanya menjadi buruan para pedagang luar daerah di seluruh tanah air mengeluhkan dampak harga tiket pesawat mahal.

screenshot change.org/twitter/andisam
Protes Warganet Harga Tiket Mahal dab petisi minta harga tiket domestik diturunkan 

Betul, Syahriyanto mengatakan, pengunjung Thamrin City selama ini memang banyak dari daerah. Sebab, selain menawarkan harga yang murah, berbelanja di pusat perbelanjaan ini menyenangkan karena semua kebutuhan bisa pembeli dapatkan dalam satu lokasi.

Bahkan, bila pengunjung dari daerah harus bermalam, tersedia hotel dengan harga terjangkau di sekitar Thamrin City. “Sekalipun sedang ramai, pengunjung tidak berdesak-desakan dan fasilitas pendukung memadai,” imbuh Syahriyanto.

Widawati, pengunjung Thamrin City asal Jambi, membenarkan, berbelanja di pusat grosir ini lebih nyaman. Selain sejuk, juga tidak terlalu berdesakan seperti di Tanah Abang.

Tapi belakangan, Widawati agak berat bila harus sering-sering bepergian ke Jakarta untuk belanja. “Soalnya sekarang, harga tiket pesawat memang mahal sekali,” ujarnya.

Hanya kali ini, Widawati terpaksa terbang ke Jakarta karena ada keperluan. Jadi, sekalian belanja di Thamrin City. “Saya memang sudah sering belanja pakaian di tempat ini, jadi sekalian saya mampir saja. Ini buat dijual lagi,” kata dia.

Nah, sejak harga tiket pesawat mahal plus berlaku bagasi berbayar, Widawati pun memilih membeli via telepon kemudian mengirim barang pesanan lewat jasa ekspedisi jalur laut. “Memang agak lama, sih, bisa seminggu baru sampai. Tapi tidak apa, yang penting aman dan murah,” tambahnya.

Sampai sekarang, Widawati menuturkan, harga tiket pesawat rute Jambi–Jakarta dan sebaliknya belum normal. Harganya masih tinggi, bahkan mencapai Rp 1 juta kalau menumpang Lion Air.

Harga ini melesat jauh dari sebelumnya yang hanya di kisaran Rp 400.000 hingga Rp 600.000. “Kenaikannya sendiri bertahap,” ujar Widawati.  Pada Januari, harga tiket pesawat Jambi–Jakarta naik ke posisi Rp 899.000. Lalu di Februari, naik lagi jadi Rp 1 juta.

Kendati sudah ada regulasi baru dari Kementerian Perhubungan (Kemhub) yang mengatur soal tarif pesawat, menurut Widawati, harga tiket masih belum turun. “Tetap di kisaran Rp 1 juta kok,” ucapnya.

Penurunan jumlah kunjungan ke Thamrin City sejalan dengan data STR Global. Perusahaan riset perhotelan global ini mencatat, tingkat okupansi hotel di Jakarta pada Februari 2019 lalu hanya sebesar 57,8%.

Tingkat hunian tersebut turun dibandingkan dengan periode sama di 2018 yang masih di level 59,2%. STR Global menduga, penurunan okupansi hotel di Jakarta akibat kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi belakangan, yang menekan kunjungan turis domestik.

Nunung Rusmiati, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), menuturkan, efek domino kenaikan harga tiket pesawat memang berdampak cukup luas. Selain ke agen travel, juga berefek ke bisnis ritel.

Pasalnya, kenaikan harga tiket pesawat juga mengurangi minat wisatawan lokal untuk berbelanja. Maklum, harga tiket pesawat yang mahal secara otomatis akan mengurangi anggaran belanja mereka. “Jadi, kalau dari sisi pariwisata, maka dampaknya memang ke semua lini,” ungkap Nunung.

Kementerian Pariwisata (Kempar) juga mengamini situasi tersebut. Data mereka menyebutkan, kenaikan harga tiket pesawat telah membuat kunjungan wisatawan dalam negeri selama periode Januari–Maret 2019 turun rata-rata 30% per bulan.

“Penurunan kunjungan wisatawan berkisar 20% sampai 40%. Tapi kalau mau dirata-ratakan, ya, sekitar 30% penurunannya,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Thamrin City jadi salah satu “korban” dari harga tiket pesawat yang masih mahal.  (kontan)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved