HARI KARTINI
HARI KARTINI - Terungkap dari Suratnya, Pertanyaan yang Bikin RA Kartini Gelisah Saat Masih Kecil
Sebagai Bumiputra yang masih awam, dan hidup dan tradisi patriarki yang kuat, ia hanya hanya manut pada yang dikatakan kakaknya untuk jadi Raden Ayu
Anak kecil Jawa itu menggelengkan kepalanya dan berkata pendek tegas: ‘Tidak tahu.’
Pertanyaan itu membuatnya gelisah, tak henti-hentinya ia mendengar suatu dengung dalam telinganya:
‘Kamu kelak ingin jadi apa?’
Ia berpikir dan merenungkan sampai kepalanya yang kecil itu menjadi lelah.
Hari itu ia mendapat banyak hukuman pekerjaan di sekolah; pikirannya kacau sekali, kalau ditanya jawabannya sama sekali yang bukan-bukan dan dalam pekerjaannya ia membuat kesalahan-kesalahan yang paling bodoh.
Itu sangat wajar, sebab pikirannya tidak pada pelajarannya, tetapi pada apa yang didengarnya waktu istirahat tadi.
Pertama-tama yang dilakukannya ketika pulang ialah menemui ayahnya dan menanyakan masalah yang mengganggu perasaan hati itu:
‘Akan jadi apakah saya kelak?’
Ayahnya tidak mengatakan sesuatu apa pun, ia hanya tertawa dan mencubit pipinya.
Tetapi anak perempuan itu tidak mau pergi dan tetap merengek-rengek minta jawaban.
Kakaknya yang mendengar pertanyaannya datang mendekati dan telinganya yang gemar sekali mendengarkan menangkap kata-kata ini:
‘Harus jadi apakah gadis-gadis? Yah, jadi Raden Ayu, tentu saja!’
Anak itu puas dan lari kegirangan.
‘Raden Ayu,’ diulang-ulangnya beberapa kali pada dirinya sendiri.
‘Apakah Raden Ayu itu?’