PEMILU 2019
Fadli Zon Ungkap Alasan Lokasi Perhitungan Suara Tim BPN Prabowo-Sandi Berpindah-pindah
Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandiaga Fadli Zon mengungkapkan alasan kenapa lokasi perhitungan suara tim BPN Prabowo-Sandiaga nomaden.
TRIBUNBATAM.id - Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandiaga Fadli Zon mengungkapkan alasan kenapa lokasi perhitungan suara yang dilakukan tim BPN Prabowo-Sandiaga nomaden alias berpindah-pindah.
Fadli Zon menyebut kebijakan itu bertujuan agar real count Pilpres 2019 Prabowo-Sandiaga dapat berjalan aman.
"Begitu Anda kasih tahu di mana langsung itu di-hack, langsung itu diretas. Itu terjadi berkali-kali," ujarnya.
Sementara itu prenseter Indra Bekti membocorkan suasana war room Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
Video saat Indra Bekti menyambangi lokasi perhitungan hasil pemilu tersebut diunggah seorang simpatisan Jokowi-Maruf Amin di Twitter.
Di video berdurasi 2.19 menit itu, Indra Bekti mencoba menjadi relawan real cont Jokowi-Maruf Amin.
Indra Bekti duduk di depan komputer sambil diarahkan oleh seorang pria untuk memasukan data perolehan suara Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga.
Indra Bekti terlihat sangat berhati-hati.
• Sempat Kawin Kontrak Dengan WNA Tiongkok Hingga Dipenjara, Begini Kabar Terbaru Gadis Asal Pontianak
• SEPAKAT! Begini Cara Rekapitulasi Surat Suara di PPK Bengkong Agar Tak Bertambah Atau Hilang
• Pembunuh Wanita di Basement Hotel Terungkap. Pelakunya Satpam Hotel, Bunuh Diri Karena Menyesal
• Foto Viral. Bocah Nias Bertelanjang Kaki Berjalan Tegap di Samping Jenderal, Bikin Netizen Gemas
• Mengaku Bisa Gandakan Uang, Uang dan Emas Senilai Rp 450 Juta Berubah Menjadi Daun Jambu
"Bener tuh ya enggak direkayasa 140," ucap Indra Bekti dikutip TribunJakarta.com, pada Kamis (25/4/2019).
"Oh gitu doang," tambahnya.
Di kanan dan kiri Indra Bekti tampak berjejer komputer yang sedang dioperasikan relawan Jokowi-Maruf Amin.
Puluhan orang yang ada di ruangan tersebut tampak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Setelah selesai memasukan data perolehan suara, Indra Bekti memberikan pesan kepada seluruh relawan Jokowi-Maruf Amin.
Ia meminta agar mereka teliti saat memasukan data agar tak terjadi kesalahan.
"Yang penting kalian harus jeli jangan sampai ada kesalahan-kesalahan, karena itu benar-benar pertanggung jawaban kita buat rakyat," tutur Indra Bekti.
"Siap presiden," kata seorang pria.
"ehh jangan-jangan." ucap Indra Bekti panik.
Tingkah Indra Bekti yang menolak dipanggil presiden membuat relawan-relawan diruangan tersebut tertawa.
Seorang pria lainnya lantas menimpali Indra Bekti, ia menyebut relawan Jokowi-Maruf Amin diharamkan mencurangi perolehan suara.
"Yang paling terpenting enggak boleh bohong, kalau Prabowo memang kita kasih menang," ucap pria tersebut.
"Enggak pernah kita kasih kalah, disini haram untuk mengisi data yang palsu," tambahnya.
Mendengar pengakuan pria itu Indra Bekti memberikan tepuk tangan dan disambut heboh relawan lainnya.
Di akhir video, Indra Bekti menjelaskan data perolehan suara yang direkapitulasi di war room bersumber dari relawan yang tersebar di 800 ribu lebih TPS.
"Data ini memang sudah di foto oleh relawan yang tersebar di 800 ribu TPS di seluruh Indonesia," kata Indra Bekti.
Kompas Sambangi War Room
Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperkenalkan war room memantau penghitungan hasil Pemilu pada Minggu (21/4/2019).
Kompas.com berkesempatan 'mengintip' war room ini yang terletak di lantai dasar Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Ruangan ini terletak berseberangan dengan kios pakaian batik yang berada di dalam hotel.
Memasuki War Room, suasana cukup ramai. Puluhan anak muda sedang bekerja di komputer yang disediakan.
Botol, gelas berisi air mineral, hingga kopi tampak menemani aktivitas mereka.
Ada sekitar 80 komputer yang masing-masing diisi oleh satu personel war room.
Berbagai hasil foto C1 dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) terpampang di layar komputer mereka.
Mereka merekapitulasi real count dari hasil verifikasi C1 dari TPS seluruh Indonesia.
Mereka tampak memasukan data C1 dari TPS dengan mengisi sejumlah kolom dalam sistem yang sudah disediakan.
Data itu seperti provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, nomor TPS, dan perolehan suara dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Hasil C1 diperoleh dari aplikasi yang dimiliki TKN, yakni JAMIN, sebuah aplikasi pelaporan saksi mulai dari TPS.
Aplikasi JAMIN sebelumnya sudah diperkenalkan TKN di Rumah Cemara 19, pada Jumat (5/4/2019) lalu.
Para saksi di TPS diharuskan mengambil foto formulir C1 dan mengunggahnya ke aplikasi.
Jika berhasil terkirim, nantinya koordinator wilayah akan mengirimkan notifikasi.
Apabila ada kesalahan input data, prosesnya diulang kembali.
Data C1 inilah yang dikelola war room untuk rekapitulasi real count.
250 personel, 3 shift kerja
Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy mengatakan, ada 250 orang yang dilibatkan sebagai personel war room TKN.
"Ada 250 orang, shift (penugasan) dibagi tiga (dalam 24 jam)," kata Lukman saat dihubungi Kompas.com, Rabu malam.
Artinya, setiap shift penugasan akan diisi sekitar 80 personel.
Hal itu guna memastikan keberlangsungan input data dan menjaga kondisi kesehatan personel.
Menurut Lukman, setiap harinya war room bisa mengelola data 10 ribu hingga 50 ribu data C1
"Ya macem-macem ya, kadang-kadang bisa 10 ribu sehari, kadang-kadang bisa 50 ribu sehari, tergantung datanya yang masuk," kata dia.
Selesai tiga hari ke depan Lukman memperkirakan penugasan personel war room akan selesai sekitar dua hingga tiga hari ke depan.
"Ya mungkin sampai dua tiga hari lagi lah," kata dia.
Saat ditanya terkait progres perhitungan suara di war room, Lukman belum bisa menjelaskan secara rinci.
"Saya belum cek ya kalau per hari ini," ungkapnya.
Sebelumnya Wakil Ketua TKN Moeldoko mengatakan, keberadaan war room ini merupakan alat kontrol TKN terhadap penghitungan suara Pemilu 2019.
"War room ini adalah alat kontrol kami," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu.
Ia menyebutkan, dengan adanya war room ini, jika ada sesuatu yang tidak selaras dalam penghitungan, TKN bisa mempertanyakan di mana letak ketidaksamaannya serta jika ada kemungkinan penyimpangan.
*Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Fadli Zon Sebut Markas Real Count BPN 'Nomaden', Indra Bekti Bocorkan Suasana War Room TKN