Siswi SMP Jadi Budak Nafsu Ayah Tiri di Dalam Parit. Setelah Disetubuhi, Korban Dibunuh dan Dikubur

Miris! Seorang siswi SMP di Kalbar harus meregang nyawa di tangan ayah tiri sendiri setelah disetubuhi di dalam parit

ilustrasi korban pemerkosaan 

Kronologi Kejadian.

Pada Selasa (30/4/2019), warga Kecamatan Tayan Hulu berinisial JR mencium bau yang tidak enak saat hendak pergi ke ladang.

“Setelah dicari ternyata dia melihat kaki manusia yang sudah tertimbun tanah. Saksi kemudian menginformasikan kejadian itu ke Polsek Tayan Hulu,” katanya.

Tim dari Polres Sanggau dan Polsek mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan melakukan olah TKP serta mengindentifikasi dan mengumpulkan barang bukti dan informasi yang ada di lokasi.

“Di TKP juga kita amankan beberapa barang bukti, berupa kayu, batu dan juga seragam korban. Setelah diidentifikasi dan mencari keterangan, mayat yang sudah tertimbun tersebut berinisial AT yang sudah tiga hari tidak pulang,” ujarnya.

Naruhito Resmi Jadi Kaisar Jepang ke-126, Ini Pidato Perdananya

LIVE STREAMING Bacelona vs Liverpool, Kamis Dinihari 01.30 WIB. Adu Tajam Messi vs Mo Salah

Di Desa Ini, untuk Usir Hantu Janda, Pria Warnai Kuku Lindungi Diri dari Kematian

Setelah itu, jenazah dibawa ke Puskesmas Tayan Hulu. Pihak Polres langsung menghubungi Bidang Dokes Polda Kalbar.

“Untuk penangganan jenazah untuk dilakukan autopsi. Dan hari ini sudah ada tim dokter forensik Polda Kalbar yang telah melaksanakan autopsi terhadap AT, ” kata Kapolres Imam Riyadi.

Penyidik secara maraton melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, termasuk juga pengumpulan keterangan dari pihak sekolah, lantaran saat ditemukan korban masih menggunakan seragam pramuka.

“Kita periksa saksi-saksi termasuk juga teman dekat, kerabat, ibu kandung korban, wali kelas korban dan dugaan tersangka RW (Ayah tiri korban). Keterangan para saksi mengarah kepada RW sampai akhirnya yang bersangkutan mengakui bahwa ia membunuh korban," kata Imam lagi.

Sebelum menghabisi korban, RW sempat menyetubuhi korban di sekitar lokasi.

Sebelumnya juga sudah dilakukan sebanyak dua kali di rumah pada tahun 2018.

“Kita juga mendapatkan informasi dari guru wali kelas bahwa korban seperti mengalami tekanan batin sehingga di sekolah cenderung menjadi pendiam,” jelasnya.

Pelaku juga yang kerap mengantar-jemput korban saat sekolah, termasuk di hari pelaku membunuh korban.

Pembunuhan terjadi karena antara pelaku dan korban terjadi cekcok mulut. 

AT marah karena perlakuan ayah tirinya sehingga menuntut pertanggungjawaban pelaku terhadapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved